REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernyataan Bendahara Umum DPP PAN yang sudah mengajukan penunduran diri, Nasrullah Larada, mengatakan sikap para mantan pendiri PAN yang telah lama mundur dari semua aktifitas PAN adalah hiburan bagi para politisi Indonesia. Dan sikap mereka itu tak berati apa-apa dan sekaligus aneh.
"Jadi anggap saja itu lelucon politisi gaek yang sudah ketinggalan jaman, Mereka sudah begitu lama tertidur dan terlena, namun tiba-tiba dibangunkan karena merasa mantan rekan sejawatnya Pak Amien Rais, kok masih menjadi panutan kader PAN seluruh pelosok Nusantara dan umat Islam,'' kata Nasrullah, kepada Republika.co.id (Rabu (26/12).
Akibatnya, lanjut Nasrul, mereka kemudian mencoba mencari-cari kelemahan Pak Amien Rais sebagai mantan politisi gaek yg ketinggalan jaman. ''Tapi ternyata susah cari kelemahan Pak Amien Rais. Ya akhirnya mereka bikin statemen blunder itu yang justru munjukkan kelemahan mereka sendiri."
Adanya kenyataan ini, lanjut Nasrullah, kini terbukti PAN dan Pak Amien Rais tidak bisa dipecah belah. Kader PAN dengan Pak Amien sebuah kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Dan semua itu terjadi tidaklah secara tiba-tiba, melainkan melalui proses pertautan yang panjang.
"Pak Amien Rais bukan hanya sekedar pendiri PAN saja, bukan sekedar Mantan Ketum DPP PAN, namun Pak Amien telah banyak mengajarkan kepada kader PAN diseluruh pelosok Nusantara akan pentingnya komitmen, istiqomah, qulil haqqa walau kaana muuran, akhklak berpolitik, ta’awun ‘alal birri, dan militansi,'' ujarnya.
Bahkan, tegas Nasrullah, sepanjang pengetahuannya bersamanya, Amien Rais tidak pernah memaksa DPP PAN untuk mengikuti alur pikirnya, Malahan, justru alam demokrasi yang selalu ditunjukkannya.
Hal tersebut misalnya, dahulu ketika awal periode kepeimpinan Zulkifli Hasan yang memutuskan berkoalisi dengan pemerintah yang kala itu Amien Rais kurang setuju. Namun dia tetap mengikuti keputusan DPP PAN untuk berkoalisi kritis dengan pemerintahan Jokowi.
"Jadi aneh jika tiba-tiba muncul para pahlawan kesiangan yang tiba-tiba terbangun dari kubur dan berteriak-teriak tanpa jelas maksudnya dan meminta Pak Amien Rais mundur dari PAN. Pertanyaan mendasar, memangnya siapa lu?,'' ungkap Nastrullah.
Nasrullah mengakui memang ada sebagian pihak yang menganggap mundurnya dari posisi bendahara PAN sebagai tanda adanya perpecahan partai. Namun, lanjutnya, hal itu tidak ada kaitannya sama sekali. Ini hanyalah persoalan internal partai biasa.
"Mungkin saja mereka menganggap bahwa rencana mundurnya saya dari posisi Bendahar Umum DPP PAN, adalah tanda PAN pecah. Saya tegaskan PAN tetap solid. Saya mundur dari Bendahara Umum DPP PAN karena tidak sepaham dengan pola manajemen DPP PAN yang tidak mengedapenkan kebersamaan atau prinsip jama’i telah ditinggalkan. Hanya persoalan itu. Tidak ada kaitannya sama sekali soal lain, misalnya soal pilpres 2019,'' tandas Nasrullah.