Rabu 26 Dec 2018 16:02 WIB

Korban Tsunami: Siang Mulai Jualan, Malam Jadi Pengungsi

Korban yang mulai berjualan saat ini membatasi waktu operasional warungnya

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang mulai berjualan di Pantai di tepi jalan Anyer, Rabu (26/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Pedagang mulai berjualan di Pantai di tepi jalan Anyer, Rabu (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Empat hari pasca tsunami, warga desa Tambang Ayam dan desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten mulai beraktivitas hari ini, Rabu (26/12).

Rata-rata warga yang beraktivitas, merupakan pedagang atau karyawan toko. Mereka beralasan, berdagang adalah satu-satunya sumber mata pencaharian karena beberapa hari terakhir tidak memperoleh pemasukan.

Baca Juga

Ibu Piah, seorang pedagang bakso mengaku sudah berjualan sejak Selasa kemarin. Meski demikian, ia membatasi jam operasional warung baksonya hanya sampai azan Maghrib tiba.

Sebelum tsunami terjadi, ia berjualan bakso di kios kecilnya hingga pukul 21.00 WIB. Namun sekarang, setelah maghrib ia menutup warungnya untuk kembali ke posko pengungsian. 

"Kalau siang jualan, malam hari jadi pengungsi lagi," kata dia saat ditemui Republika, Rabu (26/12).

Senada dengan Ipah, seorang pedagang gorengan, Dede menyampaikan, dirinya baru memulai kembali aktivitas perdagangannya sejak hari ini. 

Sembari membolak-balik tahu goreng di atas wajan, ia masih merasa takut walaupun perlahan-lahan kondisi di sekitar warungnya, yang berjarak 20 meter dari bibir pantai, mulai normal kembali.

Terlebih lagi, dirinya mendengar kabar bahwa akan ada gelombang tinggi susulan. Selasa kemarin, dirinya sempat tunggang langgang ke tempat yang lebih tinggi karena diberi informasi ombak tinggi. Ternyata, ombak tinggi tersebut tidak datang.

"Takut mah takut ya, cuma kan kita butuh pemasukan juga, mudah-mudahan sih cepat pulih," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement