REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono menegaskan pencarian korban tsunami di Perairan Selat Sunda Banten perlu melibatkan anjing pelacak. Sejauh ini, diperkirakan masih banyak jenazah korban tsunami yang belum ditemukan tim evakuasi.
"Anjing pelacak bisa mengendus jenazah di puing-puing bangunan yang roboh," kata Pangdam di Labuan, Pandeglang, Banten, Senin (24/12).
Petugas tim evakuasi tentu harus bekerja keras selama satu pekan kedepan dan menemukan korban tsunami yang hilang. Karena itu, kata dia, pencarian jenazah korban tsunami perlu melibatkan anjing pelacak.
Sebab, kata dia, anjing pelacak cukup tajam penciuman untuk mencari mayat yang tertimpa reruntuhan. "Kami menerima informasi masih banyak korban yang hilang dan belum ditemukan," katanya.
Ia juga mengatakan, saat ini jalan menuju Kecamatan Sumur yang sempat putus akibat tsunami, namun kini sudah bisa dilintasi kendaraan. Mereka para relawan sudah bisa memasok distribusi bantuan ke daerah itu.
Selama ini, persediaan logistik mencukupi dan tinggal didistribusikan ke posko-posko lokasi yang terdampak tsunami tersebut. "Kita prioritaskan penyaluran bantuan agar para korban tidak terancam kerawanan pangan," katanya.
Kapolres Pandeglang Ajun Komisaris Besar Indra Luttiyanto Amstono mengatakan pihaknya sudah menyiap anjing pelacak untuk mencari mayat yang belum ditemukan. Selain itu juga keterlibatan anjing pelacak para alim ulama setempat membolehkan untuk mencari jenazah korban tsunami.
"Kami berharap jenazah korban tsunami bisa ditemukan, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan jika mayat membusuk," katanya.