Ahad 23 Dec 2018 08:57 WIB

Korban Tsunami Selat Sunda: 43 Orang Meninggal, Ratusan Luka

Korban luka tercatat 584 orang dan dua orang hilang.

Rep: Fauziah Mursid/Amri Amrullah / Red: Nur Aini
Bangunan porak-poranda dan kendaraan rusak akibat diterjang tsunami di Jalan Raya Anyer, Banten, Ahad (23/12).
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Bangunan porak-poranda dan kendaraan rusak akibat diterjang tsunami di Jalan Raya Anyer, Banten, Ahad (23/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban Tsunami yang menerjang pantai di sekitar Selat Sunda, khususnya di Kabupaten Pandenglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan, terus bertambah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers tertulisnya, Ahad (23/12) menyebut, hingga pukul 07.00 WIB, korban 43 orang meninggal dunia.

 

"Data sementara jumlah korban dari bencana tsunami di Selat Sunda tercatat 43 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan dua orang hilang," kata Sutopo.

 

Menurutnya, tsunami juga merusak bangunan dan fasilitas dan menyebabkan kerugian fisik meliputi 430 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, 10 kapal rusak berat dan puluhan rusak.

"Jumlah pengungsi masih dalam pendataan," ujarnya.

Sutopo menyebut Pandeglang adalah daerah yang paling parah terdampak tsunami. Ia mengungkap di Kabupaten Pandeglang tercatat 33 orang meninggal dunia, 491 orang luka-luka, 400 unit rumah rusak berat, 9 hotel rusak berat, dan 10 kapal rusak berat.
 
Daerah yang terdampak adalah permukiman dan kawasan wisata di sepanjang Pantai seperti Pantai Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Penimbang, dan Carita.
 
"Saat kejadian banyak wisatawan berkunjung di pantai sepanjang Pandeglang," kata Sutopo.
 
Sementara, di Lampung Selatan, tujuh orang meninggal dunia, 89 orang luka-luka dan 30 unit rumah rusak berat. Sedangkan, di Serang tercatat tiga orang meninggal dunia, empat orang luka-luka, dan dua orang hilang. Saat ini pendataan masih dilakukan dan kemungkinan data korban dan kerusakan akan bertambah.
 
"Penanganan darurat terus dilalukan. Status tanggap darurat dan struktur organisasi tanggap darurat, pendirian posko, dapur umum dan lainnya masih disiapkan. Alat berat juga dikerahkan untuk membantu evakuasi dan perbaikan darurat," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement