Kamis 20 Dec 2018 15:50 WIB

Tak Ada Lonjakan Penumpang di Bandara Minangkabau

Sumatra Barat bukan menjadi destinasi utama masyarakat merayakan Natal dan tahun baru

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah penumpang turun dari Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Minangkabau Ekspres di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (1/5).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah penumpang turun dari Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Minangkabau Ekspres di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Penambahan arus penumpang yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat saat periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) kali ini diprediksi tidak signifikan. Executive General Manager PT AP II (Persero) Cabang BIM, Dwi Ananda Wicaksana, memprediksi bahwa lonjakan arus kedatangan penumpang pada periode libur nataru di akhir 2018 ini hanya 3-5 persen dibanding tahun 2017 lalu.

Sesuai data AP II, jumlah penumpang yang tiba di BIM selama 24-31 Desember 2017 sebanyak 48.516 orang. Artinya, pada periode yang sama akhir tahun ini penambahan penumpang juga tidak bakal jauh dari capaian tahun lalu. Landainya lonjakan penumpang selama libur Nataru di BIM disebabkan Sumatra Barat bukan menjadi destinasi utama bagi masyarakat yang merayakan Natal dan libur tahun baru.

"Lonjakannya tidak akan signifikan. Airline juga nihil extra-flight. Ada tambahan penerbangan saja untuk umrah malah," kata Dwi, Kamis (20/12).

Meski lonjakan penumpang tidak akan signifikan, pengelola BIM tetap melakukan peningkatan pengamanan sesuai instruksi pemerintah pusat. Peningkatan pengamanan juga dilakukan menyusul dilakukannya pengembangan terminal di sayap kiri bandara. AP II juga berkoordinasi dengan pihak maskapai untuk menjalankan delay-management dengan baik bila ada penundaan keberangkatan.

"Antisipasi perubahan cuaca juga. di Sumbar bisa ekstrem, dari panah ke hujan lebat. Airnav suah koordinasi terkait hal ini. Kalau tidak memungkinkan ya akan ada alternatif pendaratan ke bandara terdekat dari BIM," kata Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement