Kamis 20 Dec 2018 06:20 WIB

Pengamat: Paradigma Kelola Sampah Harus Diubah

Pemanfaatan teknologi akan mampu menjawab fenomena sampah perkotaan di Indonesia.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/11/2018). LSM World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menilai masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia sangat parah.
Foto: Dedhez Anggara/Antara
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/11/2018). LSM World Wild Fund for Nature (WWF) Indonesia menilai masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia sangat parah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat lingkungan dari Universitas Indonesia, Tarsoen Waryono menilai penanganan sampah di Indonesia masih belum menemukan jalan keluar pengelolaan sampah yang efektif. Terkait hal ini, ia mengatakan pemerintah bersama masyarakat harus mengubah paradigma kelola sampah. 

"Masalah sampah bukan saja menjadi beban dan tanggung jawab pemerintah, akan tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk pemrakarsa industri dan masyarakat," kata Tarsoen pada Republika.co.id pada Rabu (19/12). 

Penanganan sampah secara konperhensif yang berarti dilakukan secara profesional dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Pemanfaatan teknologi, menurut Tarsoen akan mampu menjawab fenomena sampah perkotaan di seluruh Indonesia. 

"Sehingga sampah tidak lagi menjadi beban dan masalah, akan tetapi menjadi berkah secara lingkungan dan memiliki nilai komersial," kata Tarsoen melanjutkan. 

Teknologi tersebut, kata Tarsoen, adalah insinerator generasi terbaru buatan Jerman. Selain memiliki kemampuan proses pemusnahan sampah cukup besar yakni lima juta ton per hari, juga tidak menimbulkan polusi udara akan tetapi memerlukan lahan yang relatif luas. Ada pula produk lainnya yakni buatan Cina yang jauh lebih murah dan praktis. Portable Incenerator tersebut berkapasitas 10 ton per sembilan jam. 

"Kini bukan lagi saatnya untuk menggagas, merencanakan bagaimana menangani sampah, akan tetapi mulailah dengan cara praktis yang murah, dan sampah akan tertangani," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement