REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Angkasa Pura II (Persero) mulai melakukan standarisasi sistem antrean bus di tempat persinggahan bus Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (20/12). Senior Manager Of Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang mengatakan, sistem itu dibuat untuk memudahkan serta menertibkan penumpang.
Ia menjelaskan, sistem antrean itu akan menggunakan mesin penjual otomatis (vending machine), sistem informasi publik (Public Information Display System/PIDS), serta pintu otomatis (autogate) untuk masuk ke dalam area pemberangkatan. Dengan demikian, kenyamanan dan kepastian waktu keberangkatan akan lebih terjamin.
"Kami bertujuan agar pelanggan semakin tertib, mudah, dan nyaman dalam memperoleh tiket. Yang terpenting muncul kepastian waktu yang akan membuat penumpang tidak khawatir,” kata dia dalam keterangan resminya Rabu (19/12).
Febri menjelaskan, alurnya sistem antrean itu mengharuskan penumpang memesan rute atau bertransaksi dengan menggunakan vending machine. Setelah mendapat kode QR, penumpang akan membayar tiket sesuai tarif.
Ia menambahkan, untuk masuk ke dalam area pemberangkatan bus, penumpang dapat melakukan memindai kode QR sebelum naik bus melalui pintu otomatis. Menurut dia, pemasangan pitu otomatis dimaksudkan agar lajur pada tempat persinggahan bus selalu dalam kondisi steril.
"PIDS layaknya FIDS dapat menginformasikan dengan jelas, baik rute, nama armada bus, serta kepastian waktu tiba dan berangkat," jelas dia.
Febri mengatakan, dengan sistem ini manajemen pihaknya dapat langsung berkoordinasi dengan pihak penyedia bus jika kondisi pergerakan penumpang mengalami lonjakan. Dengan demikian, jika tingkat permintaan akan kebutuhan bus dapat diketahui sesuai dengan kondisi saat itu.
Selain itu, lanjut dia, pengembangan sistem antrean ini juga bertujuan agar bus yang berada di bandara dapat terlebih dahulu berada di pengendapan. Dengan sistem itu, tempat persinggahan bus dapat membaca koordinat bus saat di pengendapan dan memberikan informasi yang valid pada PIDS.
“Sistem ini akan terus dikembangkan dan akan diterapkan di Terminal 1 dan Terminal 3,” kata dia.
Terdapat tujuh perusahaan penyedia moda angkutan transportasi di Bandara Soekarno-Hatta. Tujuh perusahaan itu di antaranya Damri (230 unit), Sinar Jaya (45), Prima Jasa (40), Hiba Utama (28), Agra Mas (27), PPD (27), dan Big Bird (15).