Rabu 19 Dec 2018 15:17 WIB

Reuni 212 tak Pengaruhi Elektabilitas Capres

Pandangan publik terhadap Jokowi berbeda dengan pandangan ke Ahok.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Reuni aksi damai 212.
Foto: Dok republika.co.id
Reuni aksi damai 212.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru menunjukkan, reuni 212 tidak banyak mengubah elektabilitas kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres). Salah satu alasannya, pandangan publik terhadap Joko Widodo berbeda dengan pandangan mereka ke Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Pascareuni 212, elektabilitas kedua capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan," ujar peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Jakarta Timur, Rabu (19/12).

Adjie menjelaskan, salah satu alasan mengapa hal tersebut terjadi adalah Jokowi berbeda dengan Ahok. Survei LSI Denny JA menemukan, publik menilai Jokowi bukanlah musuh bersama umat Islam. Karena itu, gerakan reuni 212 tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai musuh bersama.

"Sebesar 74,6 persen menyatakan bahwa gerakan reuni 212 tidak bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai common enemy," kata Adjie.

Dari survei itu, hanya sebesar 14,5 persen pemilih yang menyatakan, reuni 212 bisa digunakan untuk menjadikan Jokowi sebagai musuh bersama pemilih muslim. Kemudian, dalam riset kualitatif, LSI Denny JA menemukan, publik menilai Jokowi berbeda dengan Ahok.

"Saat itu, Ahok seakan menjadi musuh bersama umat Islam karena adanya dugaan penistaan agama Islam," jelas dia.

Survei LSI Denny JA ini dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling pada 5-12 Desember 2018. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Adjie mengatakan, margin of error survei ini sebesar 2,8 persen.

"Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei," kata Adjie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement