Selasa 18 Dec 2018 20:03 WIB

UMM-LLDikti Bina Kemahasiswaan 37 Perguruan Tinggi

Pembinaan kemahasiswaan penting dalam menghadapi industry 4.0.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencoba mengumpulkan 37 perguruan tinggi di Jawa Timur. Pertemuan di Hotel Royal Orchids Garden tersebut dalam rangka membina kemahasiswaan Perguruan Tinggi untuk menghadapi Industry 4.0.
Foto: Humas UMM
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencoba mengumpulkan 37 perguruan tinggi di Jawa Timur. Pertemuan di Hotel Royal Orchids Garden tersebut dalam rangka membina kemahasiswaan Perguruan Tinggi untuk menghadapi Industry 4.0.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) menggandeng Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mencoba mengumpulkan 37 perguruan tinggi di Jawa Timur. Pertemuan di Hotel Royal Orchids Garden tersebut dalam rangka membina kemahasiswaan Perguruan Tinggi untuk menghadapi Industry 4.0.

Melalui Pelatihan Pemandu Orientasi Pengembangan Pendamping Kemahasiswaan (PP-OPPEK), terdapat empat poin tujuan yang ingin dicapai program tersebut. Sekretaris Pelaksana LLDikti Wilayah VII, Widyo Winarso, mengatakan pimpinan universitas dan dosen harus mampu membimbing para mahasiswa untuk dalam menghadapi industry 4.0.

"Kedua, pimpinan Perguruan Tinggi (PT) dan dosen mampu mendidik mahasiswa menciptakan SDM yang berkualitas serta adaptif," katanya melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/12).

Ketiga, kemahasiswaan di setiap PT harus mampu berkreativitas di berbagai bidang. Selanjutnya, seluruh kampus yang berkumpul mampu menjalin sinergi untuk bekerja sama di berbagai bidang.

Widyo menjelaskan, tidak ada pakem yang bisa ditetapkan untuk menentukan sistem kebijakan kemahasiswaan. Hal ini dikarenakan budaya setiap universitas berbeda. Kebijakan harus disesuaikan universitas masing-masing. 

Sementara itu, Wakil Rektor I UMM, Professor Syamsul Arifin, menyampaikan, penting sekali untuk memahami era Industry 4.0. Menurut Syamsul, sekarang para pengajar bisa kalah paham dengan mahasiswa dalam memahami era industry 4.0. Untuk itu, para pengajar sangat perlu untuk memahami era Industry 4.0 agar bisa menjadi pembimbing bagi mahasiswanya. 

"Mahasiswa tidak hanya diajarkan hardskill saja seperti dahulu, tapi sekarang soft skill juga penting  Dengan pembinaan ini, diharapkan mahasiswa di masing-masing perguruan tinggi bisa berkembang sesuai dengan zamannya, yaitu era Industry 4.0," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement