REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan hasil survei internal menyimpulkan ada tren kenaikan elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin selama dua bulan kampanye. Akan tetapi, Pramono juga mengakui, kenaikan keterpilihan pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 1 ini belum signifikan.
Pramnono tidak menjelaskan secara rinci mengenai hasil survei internal. Namun, ia mengetakan, hasil survei internal sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang telah diumumkan oleh beberapa lembaga survei yang kredibel kepada publik.
"Apa yang disampaikan oleh beberapa lembaga survei kepada publik bahwa belum ada kenaikan secara signifikan. Saya nggak cerita berapa hasilnya tapi belum berubah signifikan," katanya di kediaman pribadi Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla, di Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (17/12) malam.
Karena itu, dalam waktu 3,5 bulan ke depan, masih banyak yang perlu diperbaiki. "Dari hasil survei interal, menggambarkan masih ada beberapa daerah yang perlu dilakukan penetrasi lebih dalam oleh pasangan capres-cawapres nomor urut 01, terutama di Jawa dan Sumatra," katanya.
Ia berpendapat sosialisasi pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih perlu dimaksimalkan dan perlu lebih meningkatkan penetrasinya di masyarakat. Berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan secara periodik, Tim Kampanye Nasional (TKN) juga masih perlu lebih meningkatkan koordinasi terutama di antara pasangan capres-cawapres dengan parpol pengusung.
Menurut Pramono, dari hasil survei internal menyimpulkan, masih banyak calon anggota legislatif (caleg) dari parpol anggota KIK yang belum melakukan sosialisasi pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dari rumah ke rumah, sehingga harus lebih ditingkatkan penetrasinya. "Sosialisasi capres-cawapres ke masyarakat juga belum maksimal. Karena itu perlu dilakukan sosialisasi yang lebih masif," katanya.