Rabu 12 Dec 2018 20:12 WIB

Jelang Tahun Baru, Okupansi Hotel di Solo Meningkat

Peningkatan okupansi di Solo Paragon karena memiliki kostumer loyal.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Kamar sebuah hotel berbintang di Yogyakarta
Foto: laterooms.com
Kamar sebuah hotel berbintang di Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perayaan Natal dan Tahun Baru berdampak pada meningkatnya okupansi hotel di Solo. Salah satunya Solo Paragon.  General Manager Solo Paragon, Rahmat Suryahadi, mengatakan, okupansi untuk momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru ini akan meningkat pada H-3 Natal dan H-3 tahun baru 2019. 

"Tapi untuk tahun ini saya melihat bahwa ada peningkatan dalam hal okupansi. Karena di luar H-3 ini sudah mulai pick up di Solo Paragon sendiri," kata Rahmat kepada wartawan di Solo Paragon, Rabu (12/12). 

Menurutnya, peningkatan okupansi di Solo Paragon karena memiliki kostumer loyal yang setiap tahun merayakan Natal dan Tahun Baru di Solo Paragon. Dia menyebutkan, peningkatan okupansi berdasarkan perkiraan sudah sekitar 40 persen sampai saat ini.  "Tapi nanti setelah di H-3 itu biasanya bisa sampai sekitar 80 persen sampai 90 persen," ungkapnya. 

Tamu hotel Solo Paragon pada momen Natal dan Tahun Baru didominasi oleh keluarga beserta keluarga besar mereka. Para tamu tersebut biasanya memesan satu meja untuk makan malam atau gala dinner. 

Selain itu, para tamu tersebut biasanya tidak hanya memesan kamar hotel untuk satu malam, melainkan untuk beberapa malam. "Mereka tinggal untuk acara Tahun Baru sudah mulai check in di Solo Paragon dari tanggal antara 29-30 Desember. Jadi biasa mereka untuk holiday dulu sambil menikmati Kota Solo," katanya.

Sementara itu, Syariah Hotel Solo memprediksi adanya peningkatan okupansi pada saat momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru ini. 

Public Relation Manager Syariah Hotel Solo, Paramita Sari Indah W, mengatakan, okupansi Syariah Hotel Solo menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, sementara ini baru terlihat di liburan Natal. 

"Okupansi untuk liburan Natal rata-rata sudah mencapai 60 persen dari 360 total kamar alias 200 kamar," kata Paramita saat dihubungi Republika.

Dia menambahkan, untuk okupansi liburan akhir tahun dan tahun baru masih belum terlihat signifikan. Okupansinya baru mencapai 30 persen dari 360 total kamar alias 130 kamar. "Kami memprediksi masih bisa naik lagi presentasinya," imbuhnya. 

Sebab, biasanya para tamu melakukan pemesanan kamar secara mendadak. Namun, dia menyatakan peningkatan okupansi libur Natal dan Tahun Baru tidak setinggi saat liburan Lebaran.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement