Senin 10 Dec 2018 15:07 WIB

Dirjen Dukcapil: Tak Ada Data Kependudukan yang Bocor

Ada empat kasus terkait KTP-el mulai dari pemalsuan, penjualan, hingga pembuangan.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi KTP elektronik (e-KTP)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Ilustrasi KTP elektronik (e-KTP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Dukcapil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakhrulloh memastikan tidak ada kebocoran data kependudukan. Zudan merespons kasus KTP-el tercecer di Duren Sawit maupun sejumlah kasus terkait KTP-el lainnya. 

“Tidak ada data yang bocor, tidak ada sistem keamanan yang jebol,” ujar Zudan Arif di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (10/12). 

Zudan mengatakan, ada dan tidaknya kebocoran data diketahui dari lock and traffic sistem kependudukan. Menurutnya, dari lalu lintas data tersebut tidak diketahui adanya data yang keluar sehingga dipastikan tidak ada kebocoran data. 

Setidaknya terdapat empat kasus terkait kasus KTP-el tersebut. Zudan merinci, empat kasus tersebut meliputi penjualan blangko KTP-el secara daring, calo jasa pembuatan duplikat KTP-el, pemalsuan KTP-el di Pasar Pramuka, dan pembuangan KTP-el asli di wilayah Duren Sawit.

Untuk kasus penjualan blangko secara daring, ia mengatakan, pelakunya telah terungkap pelakunya, di mana dijual sepuluh keping melalui tokopedia. Begitu pula, calo pembuatan KTP-el palsu, kata Zudan, pun sudah terungkap pelakunya oleh Bareskrim.

Sementara, penjualan KTP yang ditemukan di Pasar Pramuka adalah KTP-el yang sudah tidak berlaku. KTP-el yang ditemukan di Duren Sawit merupakan KTP-el cetakan 2012 dan 2013 yang tidak berlaku. 

“KTP yang palsu tidak terkoneksi dengan data center,” kata Zudan menegaskan. 

Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri dan Bareskrim pun masih mendalami seluruh kasus terkait temuan KTP-el ataupun kasus temuan blangko KTP-el tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement