Ahad 09 Dec 2018 16:33 WIB

TNI-Polri Temukan Satu Jenazah Korban Pembantaian di Nduga

Saat ini jenazah telah dievakuasi ke Mbua dan akan dibawa ke Wamena.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12)
Foto: Jeremias Rahadat/Antara
Prajurit TNI dan Polri mengusung peti jenazah korban KKB di Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, Papua, Jumat (7/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim gabungan TNI -Polri kembali menemukan satu jenazah kasus pembantaian sejumlah karyawan PT. Istaka Karya, Ahad (2/11) lalu. Kapendam XVII/Cendrawasi  Kolonel Inf Muhammad Aidi dalam keterangannya mengatakan korban ditemukan di dalam hutan sekitar 500m hingga 1 km dari posisi pembantaian di lereng bukit puncak Kabo.

"Saat ini jenazah telah diangkut ke poros jalan Distrik Yigi-Mbua untuk dievakuasi ke Mbua melalui jalur darat. Selanjutnya Jenazah korban rencana akan dievakuasi ke Wamena dengan jalur udara (helly)," kata Aidi.

Aidi mengatakan, jenazah yang ditemukan mempunyai ciri-ciri berambut panjang dan mengenakan celana panjang berwarna putih. Satgas gabungan TNI-Polri akan terus melaksanakan pencarian sisa korban yang belum ditemukan.

Berdasarkan data yang diperolehnya, Aidi mengatakan masih tersisa dua orang jenazah yang belum ditemukan dan dua orang korban yang diduga masih hidup hingga sekarang belum diketahui nasibnya. "Saat ini pasukan gabungan TNI-Polri telah menguasai dan menduduki distrik Yigi dan Mbua," ujarnya.

Selain itu Aidi juga menggambarkan kondisi terkini di distrik Mbua pascapenyerangan KKSB terhadap pos TNI di Mbua pada tanggal 3 Desember lalu. Masyarakat mulai berangsur-angsur kembali ke kampung sejak kemarin.  Sedangkan untuk kondisi di Yigi, situasi kampung masih sepi hanya beberapa warga yang bertahan di kampung sementara sebagian masyarakat masih berlindung di hutan.

Sementara itu Aidi juga menepis terkait  adanya kabar penyerangan udara menggunakan bom yang dilakukan pasukan TNI sehingga menyebabkan warga sipil tewas. Ia menegaskan bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom.

"TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helly angkut jenis bell dam MI-17. Tidak ada helly serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," katanya.

Ia juga menambahkan sampai saat ini TNI belum pernah melakukan serangan, sebaliknya pada saat melaksanakan upaya evakuasi, Aidi mengaku justru  KKSB yang menyerang Tim Evakusi sehingga, terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak.

"Perlu juga kami gambarkan bahwa lokasi pembantaian di bukit puncak Kabo adalah kawasan hutan yang terletak sekitar 4-5 km dari pinggir kampung terdekat. Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut maka dapat dianalisa bahwa korbannya bukan warga sipil murni tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement