Ahad 09 Dec 2018 07:31 WIB

Saat Jokowi dan Sandiaga Bicara Peran ICMI

Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan para cendekiawan ICMI.

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat membuka Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) tahun 2018 di Bandar Lampung, Lampung, Kamis (6/12)
Foto:
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga S Uno sebagai pembicara pada Silaknas ICMI di Universitas Bandar Lampung, Jumat (7/12).

Harapan Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 02 Sandiaga S Uno mengajak ICMI menggairahkan kembali Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di masyarakat. Potensi UMKM di Indonesia sangat menjanjikan dalam memperbaiki perekonomian nasional.

“Gerakan ini dilakukan pada DKI Jakarta, 99 persen ekonomi kita didominasi UMKM, 97,3 persen lapangan kerja ada di UMKM, dan 60 persen produk domestik bruto disumbangkan dari UMKM,” kata Sandiaga Uno pada Silaknas ICMI di Universitas Bandar Lampung, Jumat (7/12).

Menurut dia, hal tersebut harus dipikirkan ICMI bagaimana kegiatan sekarang ini belum maksimal mengembangkan potensi UMKM tersebut untuk ekonomi bangsa. Rata-rata saat ini UMKM terganjal dengan masalah perizinan, permodalan, pemasaran, dan lainnya.

“Di sinilah peran pemerintah, dunia usaha, akademisi untuk mengubah pola pikir kita untuk menghadirkan potensi UMKM dalam ekonomi nasional kita,” ujarnya.

Selama ini, Sandi melihat kondisi ekonomi lebih menggairahkan dunia usaha yang besar. Sehingga perkembangan dunia usaha yang besar semakin besar, dan yang kecil semakin kecil, dan yang kaya semakin kaya, dan miskin semakin miskin bahkan berada di bawah garis kemiskinan. “Ini yang disebut ketimpangan dan kesenjangan,” katanya.

Untuk itu, ia berharap kehadiran ICMI dalam mengatasi kesenjagan dan ketimpangan dalam pengelolaan ekonomi umat terutama pada bidang UMKM. Gerakan ekonomi rakyat atau umat tetap akan diterapkan seperti yang telah berjalan di DKI Jakarta OK OCE. Pada waktu di DKI Jakarta program tersebut sempat dicemooh, tapi Sandi mengklaim hasilnya berbeda dari tudingan tersebut.

Silaknas ICMI Tahun 2018 telah menorehkan sejarah baru, yakni dideklarasikan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara atau ICMA. Deklarasi tersebut dihadiri 10 negara ASEAN dan perwakilan negara Timor Leste.

Ketua Umum ICMI Pusat Jimly Asshiddiqie mengatakan, ini merupakan momentum ICMI untuk mengembangkan dakwahnya ke negara-negara ASEAN. Hal tersebut dilakukan agar pengembangan gerakan dakwah ekonomi tidak hanya di Indonesia, tetapi menyebar dan merata ke negara-negara ASEAN yang terkadang umat Muslimnya minoritas.

"Kita mengembangkan ICMA bagaimana gerakan ekonomi umat di Asia Tenggara juga berkembang. Misalnya pengusaha Muslim di Kamboja juga bisa berkolaborasi dengan 11 negara lainnya," kata Jimly.

Menurut dia, pengembangan dakwah gerakan ekonomi umat di Asia Tenggara akan meningkatkan jumlah pengusaha Muslim di negara-negara tersebut yang berjumlah minoritas. "Gerakan entrepreneurship tersebut maka Islam akan berkembang, kalau kita mencontoh gerakan ekonomi Rasulullah SAW. Kolaborasi pedagang Arab dan Afrika menyebar, misalnya," ujarnya.

Ke depan, dia berharap cendekiawan ICMI yang berada di dunia pendidikan seperti di perguruan tinggi segera dapat menyediakan beasiswa belajar untuk generasi Muslim di negara-negara Asia Tenggara yang minoritas. Dengan begitu, umat dapat bangkit secara ekonomi.  (ed: mansyur faqih).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement