Sabtu 08 Dec 2018 13:56 WIB

JK: ICMI Berperan Majukan Ekonomi dan Teknologi

Peran ICMI dibutuhkan untuk memajukan bidang ekonomi dan teknologi.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Bandara Radin Inten II Branti disambut Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, pangdam II Sriwijaya, dan kapolda Lampung, Sabtu (8/12).
Foto: Foto Humas Pemprov Lampung
Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Bandara Radin Inten II Branti disambut Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, pangdam II Sriwijaya, dan kapolda Lampung, Sabtu (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan, peran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada era sekarang sangat dibutuhkan dalam memajukan bidang ekonomi dan teknologi. Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan para cendekiawan ICMI menyiapkan sumber dayanya agar tidak ketinggalan.

"ICMI adalah kumpulan para cendekiawan. Oleh sebab itu ICMI harus berperan serta dalam meningkatan kemajuan bidang ekonomi dan teknologi," kata Wapres Jusuf Kalla pada penutupan Silaturrahim Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad ke-28 ICMI di aula Mahligai Agung Convention Hall Pasca-Sarjana Universitas Bandar Lampung, Sabtu (8/12).

Wapres mengatakan, tantangan dan masalah bangsa ke depan akan semakin kompleks terutama menghadapi era industri 4.0. Keberadaan cendekiawan ICMI menjadi penggerak dalam mewujudkan kewirausahaan untuk menumbuhkan perekonomian bangsa dan perkembangan ilmu dan teknologi.

Untuk itu, ia berharap ke depan, ICMI harusnya membentuk suatu wadah atau kelompok berbagai bidang keilmuan untuk membantu pemerintah memecahkan masalah dan membicarakan kepentingan bangsa dan negara. Seperti pertumbuhan ekonomi, kewirausahaan, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“ICMI harus membentuk kelompok keilmuan. Kalau tidak maka isi pertemuan ICMI hanyalah bicara soal politik saja,” kata Jusuf Kalla.

Tak dapat dipungkiri, ia mengatakan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 semua pihak harus bersiap untuk menyesuaikan diri dengan ilmu dan teknologi tersebut. Menurut dia, para cendekiawan harus menyiapkan dari sekarang agar anak bangsa ini tidak ketinggalan dengan negara lain dalam bidang teknologi.

“Harus meningkatkan kemampuan teknologi, agar kita tidak tertinggal dengan negara lain,” katanya.

Perhelatan Silaknas dan Milad ke-28 ICMI di Kota Bandar Lampung dibuka Presiden Joko Widodo dan berlangsung sejak Kamis (6/12) malam hingga Sabtu (8/12) siang. Beberapa narasumber yang hadir di antaranya Ketua MPR-RI Zulkifli Hasan, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Solahuddin Uno. Dijadwalkan Calon Presiden Prabowo dan Cawapres Ma’ruf Amin akan tampil, namun berhalangan.

Pada Silaknas ICMI Tahun 2018 telah menorehkan sejarah baru yakni dideklarasikan Ikatan Cendekiawan Muslim Asia Tenggara (ICMA). Deklarasi tersebut dihadiri 10 negara ASEAN dan juga perwakilan Negara Timor Leste.

photo
Ketua Umum ICMI Pusat Jimly Assiddiqie memaparkan gerakan dakwah ekonomi umat pada Silaknas ICMI di Universitas Bandar Lampung, Jumat (7/12).

Ketua Umum ICMI Pusat Jimly Assidiqie mengatakan, saatnya ICMI juga mengembangkan dakwahnya di negara-negara ASEAN. Hal tersebut dilakukan, agar dapat mengembangkan gerakan dakwah ekonomi tidak saja di Indonesia, tapi menyebar dan merata di negara-negara ASEAN yang terkadang umat Muslimnya minoritas.

“Kita mengembangkan ICMA bagaimana gerakan ekonomi umat di Asia Tenggara juga berkembang. Misalnya pengusaha Muslim di Kamboja juga bisa berkolaborasi dengan 11 negara lainnya,” kata Jimly.

Ia mengatakan pengembangan dakwah gerakan ekonomi umat di Asia Tenggara akan meningkatkan jumlah pengusaha Muslim di negara-negara tersebut, yang berjumlah minoritas. “Gerakan enterpreneurship tersebut, maka Islam akan berkembang  kalau kita menyontoh gerakan ekonomi Rasulullah SAW. Kolaborasi pedagang Arab dan Afrika menyebar, misalnya,” ujarnya.

Ke depan, ia berharap cendekiawan ICMI yang berada di dunia pendidikan seperti di perguruan tinggi segera dapat menyediakan beasiswa belajar untuk generasi umat Muslim di negara-negara Asia Tenggara yang minoritas, agar umat ini bangkit secara ekonomi. “Saya tidak tahu caranya gimana, yang jelas kita siapkan beasiswa kuliah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement