Selasa 04 Dec 2018 22:55 WIB

BPN: Pengkritik Reuni 212 tak Suka Umat Islam Bersatu

Reuni 212 disebut penuh semangat persatuan, kerukunan dan persaudaraan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Karta Raharja Ucu
 Helikopter kepolisian melakukan patroli saat reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Helikopter kepolisian melakukan patroli saat reuni aksi 212 di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade menilai sejumlah pihak yang mengkritik Reuni Akbar 212 di kawasan Monas, Ahad (2/12) tidak berdasar. Menurutnya, kritik terhadap acara yang dihadiri peserta dari penjuru Tanah Air itu adalah bentuk ketakutan terhadap kebangkitan umat Islam.

"Reuni 212 kemarin itu penuh semangat persatuan, kerukunan dan persaudaraan. Acara berlangsung tertib dan damai. Hanya pengkritik Reuni 212 yang tak suka umat Islam bersatu," kata Andre dalam keterangannya, Senin (3/12).

Baca Juga

Sejumlah pihak mengkritik jalannya Reuni Akbar 212, Ahad (2/12) yang dinilai bermuatan politis dan tak murni atas prakarsa umat Islam. Andre berpendapat kritik bertubi-tubi kepada Reuni 212 seolah menunjukkan para pengkritik khawatir dengan gerakan kebangkitan umat Islam.

"Mungkin ada orang panik lihat jutaan umat datang. Orang-orang yang sejak awal terkesan menghalang-halangi acara 212," ucap Andre.

Politikus Partai Gerindra ini menambahkan, banyaknya umat Islam yang hadir di acara Reuni 212 menunjukkan umat Islam tak takut genderuwo yang mencoba menghalang-halangi jalannya acara tersebut. "Genderuwo yang bilang Reuni 212 bakal rusuh, bikin masyarakat ketakutan, yang mempersulit masyarakat untuk datang ke Monas. Toh, tuduhan yang ditebar tak terbukti. Reuni berjalan tertib, tak ada sampah berserakan, tak ada taman yang diinjak-injak," kata Andre.

Jalannya reuni yang tertib juga menepis anggapan bahwa Islam di Indonesia cenderung radikal. "Ada jutaan yang hadir, tapi acara tetap tertib, aman. Kalau ada framing Islam di Indoneisa radikal, itu nggak bener," tegas Andre.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement