Senin 03 Dec 2018 16:46 WIB

Taman Jurug Raih Penghargaan Nayaka Pariwisata Berkelanjutan

Penghargaan jadi tantangan ke depan karena revitalisasi TSTJ baru berjalan setengah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Petugas memasukkan satwa koleksi baru Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berupa seekor rusa tutul (Axis axis) ke dalam salah satu kandang di TSTJ Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/3).
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas memasukkan satwa koleksi baru Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berupa seekor rusa tutul (Axis axis) ke dalam salah satu kandang di TSTJ Solo, Jawa Tengah, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) meraih penghargaan Nayaka Pariwisata Berkelanjutan dalam ajang Indonesia Sustainable Tourisme Awards (ISTA) 2018. TSTJ masuk ke dalam 32 nominasi destinasi wisata di Indonesia oleh ISTA. Di Jawa Tengah, terdapat empat destinasi yang memperoleh penghargaan ISTA 2018.

Direktur Utama TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, TSTJ ikut program ISTA 2018. Saat itu, TSTJ mendaftar sebagai lembaga konservasi, edukasi dan rekreasi. 

Ada dua kategori yang dinilai, yakni dari sisi perusahaan dan sisi perorangan. Aspek yang dinilai meliputi antara lain aspek ekonomi, aspek lingkungan dan aspek sosial budaya. 

"Menjadi satu kebanggaan dan tantangan tersendiri saya mewakili TSTJ mendapat piagam penghargaan berupa Nayaka Pariwisata Berkelanjutan. Itu satu komitmen untuk melakukan kegiatan yang secara terus-menerus terhadap sektor pariwisata," terang Bimo kepada wartawan saat konferensi pers di Solo, Senin (3/12). 

Menurutnya, penghargaan tersebut menjadi tantangan ke depan karena revitalisasi TSTJ baru berjalan setengah. Masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) di tahun-tahun mendatang terutama dalam hal penataan infrastruktur yang ada. Muaranya, TSTJ bercita-cita menjadi lembaga konservasi tipe A.

"ISTA ini menggunakan penilaian standar global. Kalau item penilaian itu bisa kami pertahankan ke depan TSTJ akan semakin baik," imbuh Bimo.

Bimo menambahkan, akhir tahun ini TSTJ fokus pada kegiatan libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Manajemen masih punya PR merealisasikan kerja sama pembuatan Kolam Keceh dengan Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Solo.

Selain itu, merealisasikan kerja sama dengan PT Warna Buana yang sedang membuat paving serta proses pemerataan area sisi timur. "Tahun 2019 kami akan fokus pada revitalisasi. Kemarin kandang bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah bisa dimanfaatkan," ujar Bimo. 

Tahun ini, TSTJ menargetkan jumlah kunjungan sampai 420 ribu pengunjung. Hingga November 2018, jumlah pengunjung sudah mencapai 435 ribu pengunjung atau telah melampaui target. Tahun depan, TJTJ menargetkan kunjungan dapat mencapai 500 ribu pengunjung. 

Anggota Dewan Pengawas TSTJ, Sutarto, mengatakan, TSTJ dinyatakan telah memenuhi syarat oleh juri berdasarkan aspek-aspek yang dinilai tersebut. Manajemen TSTJ juga menyerahkan bukti-bukti dokumen kepada para juri untuk penilaian.

Bukti-bukti tersebut antara lain seperti perjanjian kerja sama, sertifikat, Peraturan Daerah (Perda), rencana kerja maupun dokumen penghargaan. Kemudian pada saat penjurian juga dilakukan wawancara langsung kepada manajemen TSTJ dan instansi yang bekerja sama dengan TSTJ. 

"Ada kurang lebih 300 bukti yang harus kami lampirkan ke Kementerian lewat juri," ungkap Sutarto. 

Sutarto menyatakan, pengharagan yang diterima TSTJ menjadi tantangan bagi direksi dan pengawas untuk menjadikan TSTJ ke depan lebih baik. Sutarto menargetkan tahun depan TSTJ bisa masuk nominasi 25 besar ISTA. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement