Ahad 02 Dec 2018 22:44 WIB

Polisi Surabaya Bubarkan Aliansi Mahasiswa Papua

Aksi Aliansi Mahasiswa Papua berpotensi membuat ricuh Surabaya.

Polisi bersiaga saat unjuk rasa sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua di Jalan Pemuda, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (1/12/2018).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Polisi bersiaga saat unjuk rasa sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua di Jalan Pemuda, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (1/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya membubarkan Aliansi Mahasiswa Papua dengan memulangkan ratusan orang yang tergabung di dalamnya ke daerah asal masing-masing. Gesekan terjadi saat kelompok itu meneriakkan 'Papua merdeka.'

"Alhamdulillah, proses pemulangannya malam ini berlangsung dengan lancar," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan kepada wartawan, di Surabaya, Jawa Timur, Ahad.

Dia mengatakan ratusan orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua itu seluruhnya diamankan dari sebuah rumah yang dikenal sebagai mess mahasiswa asal Papua, di Jalan Kalasan Surabaya, pada sekitar pukul 01.00 WIB, Ahad dini hari.

Sehari sebelumnya, Sabtu (1/12) pagi, mereka menggelar aksi di kawasan Bambu Runcing Surabaya. Menurut Rudi, aksi mereka berpotensi membuat rusuh Kota Surabaya karena diduga bermuatan radikal atau makar. "Terbukti ada massa dari ormas lain yang datang untuk menghalau aksi mereka," katanya.

Dia menyebut total personel Aliansi Mahasiswa Papua yang diamankan berjumlah 233 orang. Satu per satu dari mereka diinterogasi di Markas Polrestabes Surabaya.

"Ratusan orang asal Papua itu datang dari berbagai daerah. Setelah menjalani pemeriksaan di Polrestabes Surabaya, malam ini kami antarkan mereka ke mess di Jalan Kalasan Surabaya untuk mengambil barang-barangnya, sebelum kemudian dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing," katanya pula.

Pemulangan mereka menggunakan tiga bus yang disediakan oleh Polrestabes Surabaya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya. Satu bus berisi 50 orang menuju Kota Malang. Sedangkan dua bus, masing-masing berisi 57 dan 33 orang menuju Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo dengan pengawalan ketat aparat.

Selain itu, sebanyak 83 orang lainnya pulang sendiri-sendiri saling berboncengan mengendarai sepeda motor.

Rudi menjelaskan rombongan dua bus yang menuju ke Bungurasih berisi mahasiswa asal Papua yang beraktivitas di berbagai daerah. "Sehingga sesampainya di Bungurasih, masing-masing nanti diarahkan ke bus yang menuju ke daerahnya," ujarnya pula.

Baca juga, Kapolri Sebut Papua Masih Jadi Daerah Rawan di Pemilu 2019.

Sedangkan 83 orang yang pulang mengendarai sepeda motor berboncengan, menurut Rudi, rumahnya memang tak jauh dari mess Jalan Kalasan Surabaya. "Mereka tinggalnya di wilayah Kota Surabaya dan sekitarnya," katanya pula.

Rudi menegaskan pemulangan mereka bukan soal melarang kebebasan berserikat, berkumpul atau mengemukakan pendapat di muka umum, melainkan perkumpulan ini dirasakan mengancam ketertiban dan keamanan Kota Surabaya. "Kami tidak ada kompromi. Mereka tidak boleh berkumpul lagi," ujarnya lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement