Rabu 28 Nov 2018 19:57 WIB

Wakil Rektor IPB Hadiri Wisuda UBSI

Ia berharap UBSI bisa sejajar bahkan mengungguli ITB, UGM dan IPB.

Wakil Rektor IPB, Dr Ir Drajad Martianto MSc  menyampaikan orasi ilmiah di acara wiisuda UBSI.
Foto: Dok UBSI
Wakil Rektor IPB, Dr Ir Drajad Martianto MSc menyampaikan orasi ilmiah di acara wiisuda UBSI.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Wakil Rektor Bidang (Warekbid) Pendidikan dan Kemahasiswaan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr  Ir Drajad Martianto MSc turut hadir dan memberikan orasi ilmiah pada Wisuda Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) ke-50 tahun 2018 yang diselenggarakan di BSI Convention Center (BCC), Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/11).

Pada kesempatan ini, Warekbid Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB mengucapkan selamat untuk UBSI setelah berhasil bertransformasi menjadi universitas.

“Saya mengucapkan selamat kepada BSI, yang tadinya saya kira hanya sebuah sekolah tinggi dan tempat kursus, sekarang sudah menjadi universitas. Selamat untuk UBSI. Saya berharap perubahan nama ini tentu akan membawa kebaikan, baik bagi Yayasan BSI, bagi BSI sendiri tentu untuk dosen dan mahasiswanya,” kata Drajad dalam rilis UBSI yang diterima Republika.co.id, Rabu (28/11).

Ia menambahkan, ketika mendengar tiga nama perguruan tinggi, ia memiliki harapan besar pada BSI. Menurut Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti),  tiga  nama perguruan tinggi yang saat ini memiliki peringkat tertinggi adalah  Institut Teknologi Bandung (ITB),  terdiri dari tiga huruf; Universitas Gadjah Mada (UGM),  tiga huruf; dan Institut Pertanian Bogor (IPB),  juga tiga huruf. Tidak menutup kemungkinan BSI kedepannya akan sejajar bahkan mengungguli  tiga perguruan tinggi tersebut.

“Namun tantangan yang didapat UBSI makin berat dalam mencetak lulusan agar tetap menjadi bagian yang penting dalam membangun Indonesia,” ujar Drajad.

Ia menjelaskan, tantangan yang perlu diketahui yakni tantangan ketenagakerjaan. Perguruan tinggi bukan hanya membekali  mahasiswanya untuk menjadi job seeker (pencari kerja), melainkan juga sebagai job creator (pencipta lapangan kerja). UBSI saat ini sudah memiliki BSI Entrepreneur Center (BEC).

Menurut Dradjad, ini merupakan langkah awal yang baik untuk menyiapkan lulusan UBSI menjadi  job creator yang nantinya sudah siap dalam menjalani karir. Setiap perguruan tinggi harus siap  mengubah mindset lulusannya sebagai job creator. Sebab,  pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya lulusan dari pendidikan tinggi.

“Sesuai riset Harvard University,  faktor sukses dalam pekerjaan itu lebih besar persentasenya pada soft skill, yakni 85 persen. Sedangkan  untuk hard skill dan technical skill, hanya  15 persen. Sampai saat ini, kalian baru sukses dalam kelulusan pendidikan tinggi. Ke depannya,  tantangan yang lebih berat akan menanti kalian di depan sana,” ujarnya.

Di akhir orasi ilmiahnya, ia membagikan 10 faktor sukses bagi wisudawan/wisudawati  UBSI. Kesepuluh faktor sukses itu adalah, jujur, disiplin, good interpersonal skill, dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari yang lain, dan mencintai apa yang dikerjakan.  “Selain itu, kepemimpinan yang baik dan kuat, semangat dan berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan yang baik,  serta kemampuan menjual gagasan produk,” paparnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement