Kamis 29 Nov 2018 05:00 WIB

Gotong Royong Pulihkan Ekosistem Danau Maninjau

Kualitas air Danau Maninjau harus tetap terjaga.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
PLN Sumbar menanam 1.000 bibit pohon produktif dan pelindung di kawasan Danau Maninjau, Agam, Sumatra Barat.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
PLN Sumbar menanam 1.000 bibit pohon produktif dan pelindung di kawasan Danau Maninjau, Agam, Sumatra Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Tak ada yang membantah, bentang alam yang disuguhkan Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatra Barat mampu melenakan indra manusia: hijaunya pepohonan memanjakan mata, sejuknya semilir angin bergesekan dengan kulit, dan segarnya udara yang diisap hidung. Namun siapa sangka, danau vulkanik yang indah itu sedang sakit.

Endapan kotoran ikan dan sisa pakan yang telah menumpuk berpuluh-puluh tahun dari aktivitas nelayan mendorong produksi amonia. Akibatnya, sebanyak 1.600 ton ikan mati sepanjang 2017 akibat kondisi ekosistem Danau Maninjau yang tak lagi seimbang. Kegiatan perikanan yang terlalu eksploitatif justru mendatangkan kerugian besar bagi masyarakat sekitar Danau Maninjau.

Rintihan rasa perih yang dirasakan Danau Maninjau untungnya didengar banyak pihak, termasuk Pemerintah Daerah (Pemda), komunitas masyarakat, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berbagai pihak kini bahu-membahu menyembuhkan danau cantik yang memiliki potensi pariwisata yang cukup tinggi itu. Namun upaya ini tak mudah.

Untuk mengalihkan profesi ribuan nelayan yang selama ini bergantung pada Keramba Jaring Apung (KJA) misalnya, butuh pembukaan kesempatan kerja di sektor lainnya. Dua opsi paling memungkinkan untuk menyerap masyarakat eks-nelayan adalah sektor perkebunan dan pariwisata.

Selama lima tahun belakangan, Pemkab Agam sudah menekan jumlah KJA di Danau Maninjau menjadi 12 ribu unit, dari sebelumnya menyentuh 20 ribu unit KJA. Angka ini masih cukup jauh dari kondisi idealnya, yakni 6 ribu KJA saja yang beroperasi di Danau Maninjau.

Ribuan nelayan yang tak lagi menggarap KJA tentu butuh 'penampungan'. Pemkab Agam sudah menyerahkan sedikitnya 30 ribu bibit pohon cengkeh, kayu manis, hingga sukun untuk bisa dibudidayakan masyarakat eks-nelayan. Sektor pariwisata juga digenjot agar roda ekonomi di sekitar Danau Maninjau tetap berputar.

Langkah Pemkab Agam juga didukung peran BUMN. PT PLN (persero) Kantor Wilayah Sumatra Barat misalnya, ikut membantu pembersihan Danau Maninjau dari eceng gondok dan menyalurkan 1.000 bibit tanaman produktif dan pelindung. Upaya ini dilakukan demi memulihkan lagi kualitas air Danau Maninjau sekaligus menjaga debit air yang mengaliri Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dibangun sejak 1983 silam. Artinya, pemulihan ekosistem Danau Maninjau dilakukan dari dua sisi: pengurangan KJA di danau dan memastikan debit air yang mengalir ke danau tak berkurang.

"Kami ingin menjaga debit air ini. Tidak hanya 1.000 pohon namun akan kami tindak lanjuti, kami tambah lagi nanti. Kami ingin kualitas air di danau tetap terjaga. Semuanya menjadi manfaat bersama tak hanya untuk sekarang namun untuk tahun depan," ujar GM PLN Wilayah Sumbar Susiana Mutia di Taman Muko-Muko Danau Maninjau, Rabu (28/11).

Penyaluran 1.000 bibit tanaman, mulai dari alpukat, rambutan, durian, kacang macadamia, hingga manggis diharapkan mampu 'menambal' profesi masyarakat sekitar Danau Maninjau yang sebelumnya adalah nelayan KJA. Semakin banyak peluang pekerjaan yang terbuka, diyakini mampi menarik lebih banyak lagi nelayan untuk tak lagi mengeksploitasi danau.

"Pohon yang ditanam baik tanaman produktif atau pelindung. Kami gunakan momen ini untuk salurkan CSR kami," jelas Susi.

Melalui program penanaman 1.000 bibit pohon ini, PLN menggandeng Perhimpunan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) untuk memberikan penyuluhan kepada warga di sekitar Danau Maninjau. PPNSI nantinya mengoordinir mitra-mitra lainnya yang dilibatkan PLN antara lain SMAN 1 Tanjung Raya, Kelompok Tani LIMA Nagari Sei Batang, Kelompok Tani Harapa Baru Nagari Paninjauan, Kelompok Tani Rang Paladang Nagari Koto Kaciak, dan Kelompok Tani Batang Kurambik Nagari Koto Gadang.

Selain itu, ada juga Kelompok Tani Rambai Saiyo Nagari Koto Malintang, Kelompok Tani Amanah Nagari Tanjung Sani, dan Kelompok Tani Tunas Nagari Bayur yang dilibatkan oleh PLN untuk ikut menanam bibit pohon. "Di Sumbar, total CSR yang kami serahkan Rp 145 juta melalui PLN Unit Induk Sumatera Barat," kata Susi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement