Rabu 28 Nov 2018 16:15 WIB

BKSDA Evakuasi Orangutan yang Merusak Kebun Warga

Tindakan orangutan yang memakan buah dan merusak membuat warga resah.

Orangutan
Foto: Prayogi/Republika
Orangutan

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menangkap dan mengevakuasi seekor orangutan berbobot 87,7 kilogram. Orangutan merusak dan membuat takut warga Dusun Remiling Desa Ganepo Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Alhamdulillah rescue (penyelamatan) berjalan lancar. Orangutan jantan berusia sekitar 30 tahun itu dibawa ke Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dan akan dilepasliarkan di Taman Nasional Tanjung Puting," kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, Muriansyah di Sampit, Rabu (28/11).

Menurut dia, penyelamatan dan evakuasi orangutan yang sangat besar itu dilakukan Selasa (27/11).

Sebelumnya, warga melaporkan kemunculan satwa dilindungi itu di kebun mereka memakan buah seperti cempedak, durian, manggis, nangka, petai dan rambai, serta merusak kebun rotan dan karet. Orangutan tersebut diperkirakan sudah lama berada di kawasan itu dan diperkirakan akan bertahan lama karena banyak sumber makanan yang tersedia.

Namun tindakan orangutan dan memakan buah dan merusak kebun, membuat masyarakat setempat marah.

"Warga juga khawatir satwa liar itu akan menyerang mereka sehingga warga sempat ingin menangkap sendiri orangutan itu. Untungnya ada yang melaporkan ke BKSDA sehingga tim langsung datang melakukan observasi dan menangkap orangutan tersebut," katanya.

Untuk melakukan penyelamatan itu, BKSDA dibantu personel Manggala Agni, Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah dan Orangutan Fondation Internasional. Penyelamatan harus dilakukan agar satwa dengan nama latin "Pongo pygmaeus" itu tidak sampai dibunuh warga yang ingin menangkapnya.

Penangkapan dilakukan dengan menembakkan obat bius ke tubuh orangutan yang sedang bergelantungan di pohon. Sementara itu, sejumlah petugas membentangkan terpal di bawah menunggu agar orangutan tidak terluka saat jatuh.

Saat orangutan itu jatuh, warga yang banyak berkerumun, cukup kaget karena ukuran satwa itu sangat besar. Dengan tubuh sebesar itu, dikhawatirkan dapat melukai jika menyerang warga.

"Kendala yang kami hadapi yaitu sungai sedang surut sehingga sempat kesulitan mengevakuasi. Banyaknya warga yang berkerumun juga cukup mengganggu kelancaran evakuasi, tapi itu sudah biasa dan kami bisa memakluminya," ujar Muriansyah.

Muriansyah berterima kasih karena masyarakat tidak sampai membunuh orangutan tersebut. Orangutan merupakan satwa dilindungi yang rawan menularkan penyakit kepada manusia. Orangutan juga mudah mati jika dipelihara oleh manusia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement