REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Isu-isu kampanye yang dilakukan pasangan calon presiden dan wakiil presiden, masih belum menyentuh substansi atau akar permasalahan yang dihadapi masyarakat Indonesia. Karena itu, agar kampanye kedua capres-cawapres lebih teratur dan terarah, maka KPU harus membuat regulasi teknis untuk menggelar diskusi dari Sabang sampai Merauke.
"Dengan diskusi tersebut, maka capres dan cawapres bisa menyampaikan ide dan gagasannya dalam membangun dan mensejahterakan bangsa dan negara," ujar Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dalam acara Talkshow Garbi Night Jabar, di Teater Terbuka Dago Tea House, belum lama ini.
Menurut Fahri, KPU saat ini, masih banyak bolong-bolongnya. "Mungpung masih ada waktu lima bulan lagi, bikin regulasi teknis untuk menggelar diskusi antara kandidat dengan masyarakat," katanya.
Fahri menilai, kedua pasangan capres dan cawapres seharusnya memberikan pencerahan kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat bisa memiliki pemahaman tentang perbedaan kedua kandidat tersebut.
"Paparkan ide-ide yang terasa manfaatnya dan penting bagi masyarakat. Bukan sebaliknya, memberikan tontonan yang tidak penting dan tidak bermutu bagi masyarakat," katanya.
Fahri menjelaskan, yang dibutuhkan saat ini adalah jawaban-jawaban mengenai masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Seperti masalah pendapatan, penyediaan lapangan kerja, penyelesaian konflik bangsa, korupsi, narkoba, pendidikan, dan BPJS Kesehatan yang diambang kebangkrutan.
"Itu yang harus dijawab. Apakah mereka mampu memimpin dengan mempertahankan BPJS Kesehatan tetap ada?" katanya.
Fahri pun, sangat mengapresiasi acara Garbi Night yang bisa menjadi ajang untuk menyampaikan ide dan gagasan sekaligus mencari solusi permasalahan yang sedang dihadapi bangsa saat ini.
"Garbi Night ini adalah tradisi berpikir dan berdiskusi anak-anak muda yang sangat positif. Ini sebuah kebangkitan yang harus ditampung dan bagian dari perkembangan zaman," katanya.
Ditemui terpisah Sekum DPW Garbi Jabar, D Musaddad R mengatakan, Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) lahir dilandasi gagasan besar Bung Anis Matta. Bersama dengan beberapa orang yang memiliki visi dan misi, maka akhirnya Garbi dibentuk sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan (Ormas).
"Gagasan besar itu salah satunya akan mewujudkan Indonesia masuk dalam kekuatan lima terbesar di dunia," katanya.
Untuk bisa memenuhi target tersebut, kata dia, maka diperlukan Kemandirian Ekonomi, Kekuatan Militer, dan Menguasai Teknologi. "Unsur-unsur tersebut bisa terwujud, maka Garbi yakin Indonesia akan menjelema menjadi negara kelima terkuat di dunia," katanya.
Saat ini Garbi masih fokus menjadi Ormas, namun tidak menutup kemungkinan akan berubah menjadi partai politik (Parpol). "Masih fokus ke Ormas. Kita fokus untuk menyosialisasikan ide-ide dan gagasan mengenai arah baru Indonesia ke depan. Namun tidak menutup kemungkinan berubah menjadi Parpol," katanya.