Kamis 22 Nov 2018 20:56 WIB

Sekum Muhammadiyah: Amien Ajarkan tak Berpolitik Praktis

Amien pernah menulis Lima Doktrin Muhammadiyah, di antaranya tak berpolitik praktis.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menuturkan, Amien Rais pernah menulis Lima Doktrin Muhammadiyah, di antaranya tidak berpolitik praktis. Karena itu, organisasi Islam yang didirikan pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan ini tetap bersikap netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Beliau pula yang mengatakan Muhammadiyah tidak berpolitik kepartaian dan kekuasaan, tetapi politik adiluhung," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (22/11).

Baca Juga

Mu'ti juga menambahkan, Muhammadiyah sangat menghormati Amien sebagai seorang tokoh Muhammadiyah, umat dan bangsa. Sebagai mantan ketua umum, Amien tentu memahami betul kepribadian Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.

Karena itu, Mu'ti menegaskan Muhammadiyah akan tetap netral. Selain itu, lanjut dia, Muhammadiyah juga akan tetap menjadi rumah besar bagi semua anggota yang berbeda-beda partai dan afiliasi politiknya. 

"Dalam sejarahnya, Muhammadiyah tidak pernah mengalami tekanan dan tidak bisa ditekan. Kepemimpinan Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial di mana semua keputusan diputuskan musyawarah," kata Mu'ti.

Sebelumnya, Amien menyatakan PP Muhammadiyah harus menentukan sikapnya terkait Pilpres 2019. Ini dia sampaikan dalam agenda Tabligh Akbar dan Resepsi Milad ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya, Selasa (20/11) lalu.

Bahkan, dalam kesempatan itu, Amien juga menyampaikan bakal 'menjewer' Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir jika lembaganya tidak bersikap. "Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di Pilpres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer," ujar dia.

Sebab menurut Amien, bukan merupakan fatwa jika pimpinan menyerahkan ke kader soal siapa capres-cawapres 2019 yang harus dipilih. Ketua dewan kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu menuturkan, perlu ketegasan demi terwujudnya pemimpin yang sesuai harapan.

PP Muhammadiyah, kata Amien, tidak boleh diam atau tidak jelas sikapnya pada Pilpres 2019. "Sekali lagi, kalau sampai itu dilakukan maka akan saya jewer. Pemilihan Presiden ini menentukan satu kursi dan jangan sampai bilang terserah," kata Ketua MPR RI periode 1999-2004 itu.

Amien pun meminta Muhammadiyah agar sikap secara organisasinya disampaikan ke umat sehingga pada 17 April 2019 sudah tidak terjadi perdebatan dalam memilih. "Pilih pemimpin yang beriman, diyakini, dan tidak diragukan keislamannya. Tanpa harus saya sebut nama, pasti Muhammadiyah sudah tahu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement