Selasa 20 Nov 2018 19:20 WIB

Indonesia Jadi Keranjang Sampah Narkotika

Orangtua harus mampu beradaptasi dengan kehidupan generasi milenial.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Agus Yulianto
Kepala BNN RI Komjen Heru Winarko (baju putih) bersama muspida Kab Cianjur dalam peluncuran buku panduan Desa Bersinar di Gedung Assakinah, Kab Cianjur, Senin (19/11)
Foto: Foto: Humas BNN Jabar
Kepala BNN RI Komjen Heru Winarko (baju putih) bersama muspida Kab Cianjur dalam peluncuran buku panduan Desa Bersinar di Gedung Assakinah, Kab Cianjur, Senin (19/11)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Ali Djohardi Wirogioto, menegaskan, Indonesia sudah dijadikan keranjang sampah oleh sindikat narkotika. Oleh karena itu, dia mengajak tiga pilar bangsa, TNI (Babinsa), Polri (Bhabinkamtibmas), dan Pemerintah Daerah (kades dan lurah) meningkatkan sinerginya dalam mencegah dan memberantas peredaran narkotika yang sudah merambah wilayah perdesaan di Indonesia.

"Melalui program Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar) mari kita selamatkan generasi milenial kita dari kehancuran akibat narkoba," kata dia dalam pengarahan di hadapan 1.055 anggota Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kades, Lurah serta Kepala Puskesmas se-Kabupaten Cianjur di Gedung Assakinah, Senin (19/11).

Kegiatan sosialisasi dengan tema 'Peningkatan Peran Tiga Pilar dalam Optimalisasi dan Percepatan Pencegahan, Pemberantasan, Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika' ini diselenggarakan BNN Provinsi Jabar melalui BNN Kabupaten Cianjur. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BNN RI, Komjen Pol Drs Heru Winarno, Kepala BNN Jabar, Brigjen Pol Drs Sufyan Syarif, Asisten I Pemprov Jabar, Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, dan sejumlah pejabat daerah setempat.  

Menurut Ali, saat ini terjadi gap (kesenjangan) antara generasi Z dan milenial yang lahir mulai tahun 2.000 an. Kesenjangan tersebut, kata dia, memudahkan masuknya narkotika ke Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, generasi Z yang kini menjadi orangtua harus mampu beradaptasi dengan kehidupan generasi milenial.

"Kuasai teknologi informasi agar para orangtua bisa memantau aktivitas anak-anaknya di internet," ujar dia.

Sebab, lanjut Ali, telepon genggam yang dilengkapi dengan fasilitas internet menjdi sarana untuk mengenalkan generasi milenial ke dunia narkotika. Selain itu, kata dia, internet juga dijadikan sarana oleh mafia merekrut generasi muda dalam jaringan sindikat narkotika. ‘’Internet memudahkan generasi milenial mengenal narkotika. Ini harus dihendikan dengan cara kita (tiga pilar) harus lebih kompak lagi,’’imbuh dia.

Sementara itu Komjen Heru Winarko, mengatakan, setiap hari sekitar 30 hingga 40 orang di Indonesia meninggal karena penyalaggunaan narkotika. Narjkotika, kata dia, sudah menyasar semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, hingga oknum aparat.

"Kehadiran anggota tiga pilar hari ini diharapkan menjadi konsultan bagi masyarakat dalam mencegah dan memerangi narkotika. Babinsa, Bhabinkamtibmas, kepala desa atau lurat boleh menangkap pengguna dan pengedar yang tertangkap tangan. Tapi harus hati-hati, kalau ada barang bukti tangkap dan serahkan ke polisi," ujar dia. 

Dalam kesempatan tersebut, Komjen Heru Winarko menyaksikan penandatanganan komitmen bersama tiga pilar dalam menciptakan Desa Bersinar yang dilakukan Kapolres, Dandim, dan Wakil Bupati Cianjur. Selain itu kepala BNN RI juga melakukan peluncuran buku panduan Desa Bersinar, penyerahan baju pelopor Desa Bersinar, penyerahan kaos Relawan Antinarkoba, dan penyerahan piagam penghargaan kepada Bbinsa, Bhabinkamtibmas, kepala desa, kepala puskesmas dan masyarakat penggiat antinarkoba. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement