Senin 19 Nov 2018 12:45 WIB

Hasto: KIK tak Terjebak Perang Urat Saraf dengan Kubu Lawan

KIK telah sepakat jika kampanye pilpres tak diisi dengan saling serang.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) Hasto Kristiyanto mengatakan, kampanye negatif yang dilontarkan pihaknya untuk merespons berbagai perkembangan yang terjadi. Hasto menegaskan, KIK sebenarnya telah sepakat jika kampanye pilpres diisi dengan adu argumen, program, dan kerja nyata dibandingkan dengan saling serang dan menjatuhkan.

"Kalau kita lihat Pak Jokowi kan juga merespons berbagai perkembangan yang ada dan kami pun juga melihat hal tersebut terjadi," kata Hasto Kristiyanto di Jakarta.

Pernyataan itu diungkapkan Hasto mengacu pada pernyataan politikus sontoloyo dan genderuwo yang dilontarkan Presiden. Hasto mengatakan, KIK sebenarnya sepakat untuk beradu kampanye menggunakan program dan kerja nyata dibanding kampanye yang bersifat saling serang, menjatuhkan, apalagi menyentuh aspek-aspek yang sifatnya personal.

Dia mengatakan, Jokowi sebagai kepala negara selalu mengingatkan agar jangan sampai kompetisi ini memecah Indonesia sebagai satu bangsa. Dia melanjutkan, ini mengingat persatuan merupakan aset terpenting negara sebagai bangsa yang beragam. "Sehingga, di dalam kontestasi itu mari kita saling membuka diri terhadap berbagai kritik dan autokritik yang dilakukan dengan cara-cara yang berkeadaban," katanya.

KIK bersama dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kerap terlibat perang pernyataan terkait masalah politik ekonomi nasional. Sandiaga sempat menyindir pemerintah terkait tingginya harga pangan dengan menyebut tempe setipis kartu ATM dan harga nasi ayam Indonesia lebih mahal ketimbang Singapura.

Hasto membantah, KIK terjebak perang urat saraf dengan kubu oposisi. Hasto mengatakan, dalam melontarkan kritik Jokowi kerap menggunakan bahasa yang halus dan secara tidak langsung. Ini mengacu pada pernyataan politikus sontoloyo dan genderuwo yang dilontarkan Presiden.

Dia mengatakan, kritik yang dilontarkan presiden menggunakan sebuah bahasa dengan mempertegas pesan-pesan apa yang disampaikan, baik dalam kontestasi pileg maupun pilpres diisi oleh yang bersifat adu gagasan. Dia mengatakan, kritik bukan saling mencela, bukan saling menyerang, apalagi menggunakan kampanye hitam yang tidak boleh terjadi.

Hasto mengklaim, sejak awal KIK tidak pernah membuat kehebohan-kehebohan tertentu. Dia mengatakan, KIK mempertarungkan gagasan, rekam jejak dari para pemimpin, rekam jejak dari para caleg, dan juga gagasan ke depan.

"Adu gagasan terus kami lakukan, bahkan sekarang pun pergerakan di teritorial jauh kami kedepankan karena sekaligus untuk membuat suasana yang lebih kondusif bahwa pemilu itu bukan sekedar apa yang muncul di udara dalam bentuk ujaran kebencian, tetapi politik itu menyentuh pintu-pintu rakyat," kata Hasto lagi.

Wakil Ketua TKN KIK Abdul Kadir Karding mengatakan, kampanye program yang dimiliki Jokowi sebenarnya telah dikerjakan dalam bentuk kebijakan pemerintah dan komitmen selama mengatur negara. Karding meminta masyarakat untuk tidak menyamakan program pemerintah yang telah berjalan dengan program yang masih sebatas wacana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement