Rabu 14 Nov 2018 23:23 WIB

Poeze Habiskan 50 Tahun Hidupnya Teliti Sejarah Indonesia

Ketertarikan Poeze kepada Tan Malaka karena riwayat hidupnya penuh dengan teka teki.

Potret Tan Malaka
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Potret Tan Malaka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dan sejarawan Harry A Poeze mendedikasikan 50 tahun dari kehidupannya untuk meneliti dan mempelajari sejarah Indonesia khususnya Tan Malaka. Ia mengaku memilih hidup untuk melakukan penelitian tersebut karena rasa simpati dengan perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda.

Poeze mengaku penelitiannya dimulai ketika ia masih menjadi mahasiswa. ''Bermula pada 48 tahun lalu saat saya masih mahasiswa dan ikut pelajaran di Universitas Amsterdam, saya tertarik pada sejarah khususnya Indonesia,'' cerita pria berusia 71 tahun asal Belanda itu saat menghadiri dialog kepahlawanan pada kegiatan 'Pahlawan Goes To School' di Jakarta pada Rabu (14/11).

Penelitiannya terutama terkait dengan Tan Malaka, salah seorang pejuang dan menjadi Pahlawan Nasional. Menurut Poeze, ketertarikannya kepada Tan Malaka karena riwayat hidupnya penuh dengan teka teki.

''Saya pikir saat memulai penelitian saya akan bisa menjelaskan tentang riwayat Tan Malaka. Saya berhasil menulis skripsi, tesis dan buku-buku tentang Tan Malaka juga tokoh-tokoh lainnya seperti Soekarno,'' kata dia.

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Ia merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Tan Malaka meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada usia 51 tahun.

Poeze memiliki surat asli Tan Malaka. Ia diundang oleh Museum Nasional untuk memamerkan surat yang berusia lebih dari 100 tahun tersebut.

Poeze meyakini bahwa sebuah negara harus menghargai sejarah untuk bisa membangun negara sejahtera dan bahagia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement