Rabu 14 Nov 2018 20:02 WIB

1.600 Petani di Purwakarta Semringah Sawahnya Bisa Diolah

Sebelumnya, 650 hektare sawah di wilayah itu tak bisa diolah karena sulit air.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Petani asal Desa Gunungkarung, Kecamatan Maniis, Purwakarta, mulai membajak sawahnya dengan menggunakan traktor saat musim penghujan 2018 ini, Rabu (14/11).
Foto: Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Petani asal Desa Gunungkarung, Kecamatan Maniis, Purwakarta, mulai membajak sawahnya dengan menggunakan traktor saat musim penghujan 2018 ini, Rabu (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- 1.600 petani asal Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, bahagia. Pasalnya, pada bulan ini, mereka serempak melakukan tanam padi. Sebelumnya, 650 hektare sawah di wilayah itu tak bisa diolah. Sebab, wilayah tersebut kesulitan air untuk mengolah sawah.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan mengatakan, saat ini, 90 persen dari 1.600 petani di wilayah itu sudah mulai turun ke sawah. Mereka sangat bahagia, setelah sebelumnya sawah mereka tidak bisa ditanami karena terdampak musim kemarau.

"Empat bulan lalu, 650 hektare sawah di Maniis tidak bisa tanam karena tidak ada air," ujar Agus, kepada Republika.co.id, Rabu (14/11).

Menurut Agus, sejak hujan mulai turun di wilayah ini, para petani tersebut bersemangat turun ke sawah. Sebanyak 650 hektare tersebut, sambungnya, merupakan areal sawah tadah hujan. Jadi, selama musim kemarau sejak Juli sampai Oktober kemarin, sawah tersebut tidak produktif.

Namun, di penghujung tahun ini, 650 hektare itu bisa diolah. Bahkan, kegiatan ini masuk dalam kategori luas tambah tanam (LTT). Mengingat, ada kekhususan bagi wilayah tadah hujan ini. Sebab, biasanya sawah tadah hujan hanya bisa tanam sekali dalam setahun.

Pada 2018 ini menjadi dua kali tanam dan panen. Sehingga, selama tahun ini ada 1.300 hektare sawah di kecamatan yang berbatasan dengan Cianjur ini yang bisa ditanami padi. Dengan rata-rata produktivitasnya mencapai 6,1 ton per hektare. "Para petani di Maniis ini menanam padi varietas Inpari 33," ujar Agus.

Supendi (46 tahun), petani asal Desa Gunungkarung, Kecamatan Maniis, mengatakan, sangat bahagia dengan datangnya musim hujan ini. Sebab, hamparan lahan seluas 650 hektare di kecamatan ini bisa ditanami padi lagi setelah sebelumnya sempat menganggur karena musim kemarau.

"Sekarang kita sedang bersemangat mengolah sawah. Rencananya, pengolahan sawah ini selesai sampai akhir November," ujarnya.

Musim hujan ini, membawa berkah bagi petani Maniis. Sebab, dari musim hujan ini ada harapan bagi petani untuk bisa tanam dan panen. Karena itu, dirinya berharap supaya tanam padi musim hujan kali ini tidak disertai dengan serangan hama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement