REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tidak hanya menghentikan pengoperasian wahana bianglala yang kabinnya terbalik di Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS), Yogyakarta, Ahad (11/11) lalu. Namun, wahana lainnya juga dihentikan pengoperasiannya.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengungkapkan, total ada 15 wahana yang dihentikan. Wahana tersebut diantaranya delapan wahana kora-kora dan tujuh wahana bianglala.
Ia menyebutkan, keputusan ini dilakukan karena menimbang resiko lain yang dapat terjadi. Tentunya, keputusan ini diambil demi menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung.
"Kami tidak ingin, operator juga tidak ingin timbul hal-hal yang tidak kita inginkan. Tidak ada jaminan apapun. Sekali lagi saya mohon maaf kepada seluruh warga masyarakat Yogyakarta, pengunjung Sekaten, keputusan ini kami ambil dengan berbagai pertimbangan," kata Haryadi di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (13/11).
Penghentian operasi wahana ini pun akan dilakukan hingga akhir penyelenggaraan Sekaten, tepatnya pada 19 November nanti. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pihak Polresta Yogyakarta. Pengawasan akan dilakukan terus kedepannya.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Bapak Kapolresta selaku penanggungjawab Kamtibmas," tambahya.
Diberitakan sebelumnya, Haryadi mengaku hanya menghentikan pengoperasian wahana bianglala yang beberapa kabinnya terbalik pada Ahad (11/11) malam. Pemberhentian operasi wahana tersebut belum dipastikan hingga kapan.
Menurut Haryadi penghentian tidak dilakukan terhadap semua wahana. Sehingga, Sekaten akan terus berjalan hingga 19 November 2018 nanti.
"Disetop (wahananya). Kita selesaikan kasusnya bianglala yang berhenti itu saya bilang itu dihentikan dulu, tapi tidak semua," kata Haryadi kepada Republika, Senin (12/11).
Dalam insiden itu pun juga tidak ada korban jiwa. Namun, diketahui korban mengalami luka ringan dan trauma.
"Pasca-kejadian, pengelola tetap bertanggungjawab ya, kalau ada (korban) luka siap membawa ke rumah sakit. Tapi tidak ada yang luka dan tidak sampai dibawa ke rumah sakit. Pengelola tetap membuka ruang komunikasi dengan kami," kata Kasie Pengendalian Dan Pengawasan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta, Evi Wahyuni.