Senin 12 Nov 2018 21:41 WIB

PAN: Pernyataan SBY tidak Berpengaruh pada Koalisi

Saleh menilai, pernyataan SBY ditujukan untuk kader Demokrat agar tidak terlen

Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay
Foto: RepublikaTV/Fian Firatmaja
Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN Saleh Partaonan Daulay meyakini pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait dengan efek ekor jas pada Pemilu Presiden 2019, tidak memengaruhi koalisi Prabowo-Sandi. Saleh menilai, pernyataan SBY lebih ditujukan untuk kader Demokrat agar tidak terlena.

"Saya kira tidak memengaruhi soliditas koalisi, ini peringatan SBY yang tujuannya agar semua bisa mendapatkan dampak positif dari Pilpres dan pemilu anggota legislatif," kata Saleh di Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa partai politik yang kadernya tidak menjadi capres maupun cawapres, perolehan suaranya akan turun drastis. Ia menilai pernyataan SBY itu hanya kekhawatiran dari presiden keenam RI itu karena apabila partai pandai memanfaatkan peluang pencapresan, para calon anggota legislatif justru bisa diuntungkan.

Menurutnya, dengan capres atau cawapres yang diusung bersama, program pemberdayaan masyarakat pun bisa ditampilkan secara bersama. "SBY memberikan peringatan agar masing-masing caleg diminta untuk tidak terlena. Semua diminta tetap bekerja keras untuk memenangkan capres/cawapres sekaligus calegnya," ujarnya.

Saleh menilai kekhawatiran SBY itu beralasan karena secara teoritis, sistem pemilihan capres dan caleg yang digabungkan otomatis akan menguntungkan partai yang memiliki capres ataupun cawapres.

Namun, menurut dia, jika semuanya bekerja secara seirama dan beriringan, hal itu bisa menjadi energi positif.

"Harus dibangun optimisme, partai-partai punya mekanisme dan strategi pemenangan sendiri. Itu akan diimplementasikan secara maksimal dan harapannya, capres menang, pileg berhasil secara maksimal dan ada penambahan kursi secara signifikan," ujarnya.

Dalam konteks ini, menurut dia, capres dan cawapres yang diusung perlu juga diingatkan untuk mengampanyekan partai-partai yang mengusungnya karena menjadi kewajiban moral.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara pembekalan caleg Demokrat, mengatakan bahwa kontestasi pemilihan umum pada tahun 2019 memiliki tantangan yang jauh lebih berat daripada tahun-tahun sebelumnya.

"Saya harus mengatakan bahwa Partai Demokrat punya peluang untuk sukses meskipun tantangan yang dihadapi dalam Pemilu 2019 jauh lebih berat, saya ulangi jauh lebih berat," ujar SBY di Jakarta, Sabtu (10/11).

Menurut dia, salah satu tantangan adalah pelaksanaan pileg dan Pilpres serentak karena survei membuktikan partai politik yang memiliki calon presiden sangat diuntungkan, seperti PDIP dengan sosok capres Joko Widodo dan Gerindra dengan sosok Prabowo Subianto.

SBY mengatakan bahwa realitasnya suara kedua partai politik itu meningkat tajam. Sebaliknya, partai politik yang tidak punya capres dan cawapres, dia perkirakan suaranya menurun atau anjlok.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement