Senin 12 Nov 2018 15:16 WIB

BPN Tetap Yakin SBY Serius Menangkan Prabowo-Sandi

BPN yakin SBY punya strategi untuk memenangkan Prabowo-Sandi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak (tengah)
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan capres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Aznar Simanjuntak (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak yakin Partai Demokrat serius untuk memenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 2. Dahnil juga yakin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya strategi untuk memenangkan Prabowo-Sandi, meski sempat merasa Partai Demokrat tidak mendapat keuntungan di Pilpres 2019.

"Beliau pasti sangat serius untuk memastikan Prabowo-Sandi jadi Presiden dan Wakil Presiden, Kami tahu persis Pak SBY punya strategi untuk kemenangan Prabowo-Sandi," ujar Dahnil saat dikonfirmasi wartawan, Senin (12/11).

Dahnil juga meyakini Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mempunyai strategi jitu untuk memenangkan Prabowo-Sandiaga. Karenanya, ia mengakui tidak khawatir dengan pernyataan SBY dalam pembekalan caleg DPR akhir pekan lalu sebagai bentuk ketidakseriusan Partai Demokrat. Menurutnya, SBY adalah seorang politikus dan negarawan yang memiliki rekam jejak panjang memimpin mulai 10 tahun sebagai presiden, tentara dan menteri.

"Kami percaya beliau memiliki strategi yang maju dan jitu untuk memastikan kemenangan Prabowo Sandi. Semua gerakan beliau pasti sudah terencana dan terukur jelas, itu khas beliau," kata Dahnil.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut PDIP dan Partai Gerindra sebagai partai yang paling diuntungkan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Sebab, SBY menilai kedua partai tersebut memiliki calon presiden yang berasal dari kader partai tersebut.

Menurutnya, suara PDIP dan Partai Gerindra dapat meningkat tajam di Pemilu 2019 dengan adanya capres dari kadernya sendiri. Sebaliknya, partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya akan menurun di Pemilu 2019. Meskipun Partai Demokrat tergabung dalam koalisi mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak kemudian membuat partainya memiliki keuntungan suara.

"Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun. Anjlok, itu realitas," ujar SBY

Ini juga yang membuat Partai Demokrat belum memfokuskan calegnya memenangkan Prabowo-Sandiaga. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan urusan pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga, tidak dibebankan kepada para caleg. Namun, menjadi urusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.

"Yang kami lakukan dalam skala pembekalan untuk calegnya berjuang lah full (penuh) untuk calegnya karena memang harus caleg dulu, urusan Pilpres urusannya DPP," ujar Hinca di acara pembekalan caleg di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (10/11).

Sebab, menurut Hinca, caleg Partai Demokrat menjadi kekuatan utama untuk bersaing memenangkan partai di Pemilu 2019. Sehingga, caleg harus turun penuh memenangkan dapilnya masing-masing.

Hinca tidak membantah fokus pembekalan caleg untuk Pileg, lantaran partainya harus bekerja keras memenangkan Pileg. Sebab, partai yang mendapat keuntungan suara dari efek ekor jas atau coattail effect dari pasangan capres maupun cawapres hanya PDIP dan Gerindra karena memiliki capres dari kader partai.

"Yang diuntungkan memang dua partai itu, akibatnya bagi partai-partai yang tidak punya capres itu kemudian harus bekerja keras, karena itulah kami melakukan pembekalan ini, bagaimana cara keluar dari, atau strategi apa yang paling tepat kami lakukan ketika Pilpres, Pileg ini serentak agar kami juga dapatkan hasil yang bagus," kata Hinca.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement