Senin 12 Nov 2018 14:02 WIB

Kolam Retensi Cieunteung tak Mampu Tampung Luapan Citarum

Banjir masih melanda tiga kecamatan di kabupaten Bandung

Para pekerja menyelesaikan Danau Retensi di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, terus meningkat, Kamis (8/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Para pekerja menyelesaikan Danau Retensi di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, terus meningkat, Kamis (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH - Hujan deras di wilayah Kabupaten Bandung sejak Ahad siang (11/11) menyebabkan meluapnya Sungai Citarum. Tiga kecamatan yaitu Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang terendam banjir dengan lokasi yang terparah berada di Kecamatan Baleendah dan sekitarnya.

Berdasarkan pantauan, akses jalan di Bojongsoang menuju Baleendah padat merapat termasuk di Dayeuhkolot menuju ke pertigaan Baleendah dan Banjaran. Hal itu dikarenakan banjir yang merendam di sejumlah titik.

Para pejalan kaki yang hendak bekerja terpaksa menembus banjir dengan ketinggian selutut. Sedangkan kendaraan roda dua yang memaksakan menembus banjir beberapa ada yang mati dan tidak jalan.

photo
Seiring meluapnya Sungai Citarum, ketinggian air Danau Retensi di Cieunteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, terus meningkat, Kamis (8/11).

Salah seorang warga Kampung Bolero, Dayeuhkolot, H Kudrat mengungkapkan banjir mulai merendam pemukiman warga sejak pukul 21.00, Ahad (11/11) malam. Kondisi tersebut menurutnya berlangsung sampai pagi ini.

"(Masalah) banjir di sini tidak pernah selesai. Kolam retensi Cieunteung juga tidak mampu menampung air luapan Citarum," ujarnya saat ditemui di Dayeuhkolot, Senin (12/11).

Ia menuturkan, keberadaan kolam retensi dinilai hanya menghambur-hamburkan dana. Sementara banjir masih tetap terjadi di Dayeuhkolot. Ia mengungkapkan, sedimentasi di Sungai Citarum juga menyebabkan air cepat masuk ke pemukiman warga.

Dirinya menambahkan, akibat banjir banyak masyarakat yang terpaksa tidak berjualan. Mereka yang berdagang juga terkena dampak banjir karena lokasi rumahnya berada di wilayah yang terendam banjir.

Sementara itu, salah seorang pedagang nasi di Dayeuhkolot, Nani mengungkapkan akibat banjir yang terjadi usaha warung nasi yang tengah dilakoninya mengalami kerugian. Sebab, selain banjir dan kemacetan dampaknya mereka yang hendak makan berkurang.

"Perekonomian mah sekarang tambah susah gak ada banjir apalagi kalau ada banjir," ungkapnya.

Ia pun mengeluhkan keberadaan kolam retensi Cienteung yang tidak berdampak pada penurunan banjir di tiga wilayah tersebut. Seharusnya, menurutnya saat musim kemarau dilakukan pengerukan di Sungai Citarum.

"Lebar (sayang) dana (kolam retensi). Seharusnya pas kemarau sungai Citarum dikeruk," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement