REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Basarnas Jawa Barat mengungkapkan jalur Bandung-Cianjur Selatan yang terputus akibat bencana tanah longsor belum bisa dilewati hingga, Senin (12/11) siang. Kondisi tersebut disebabkan alat berat dan penerangan yang minim sehingga menyulitkan proses evakuasi yang dilakukan.
"Hasil koordinasi dengan Polres Cianjur, (jalan) belum bisa dilewati. Alat berat terbatas dan minim penerangan," ujar Humas Basarnas Jabar, Joshua Banjarnahor, Ahad (11/11). Ia berharap akses jalan bisa kembali dilewati kendaraan.
Ia mengimbau bagi masyarakat yang datang dari Bandung dengan tujuan Naringgul, Cianjur Selatan atau hendak menuju Cidaun, Naringgul Bandung agar tidak melewati jalur tersebut sebab tidak bisa dilewati roda dua dan empat.
Jalan penghubung Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Cianjur, tepatnya di Desa Naringgul terputus akibat longsor, Ahad (11/11).
Menurutnya, tebing Cicatang setinggi 15 meter di Kampung Cigarogol, Desa Naringgul, Kecamatan Cianjur Selatan ambruk dan material longsor menutupi bahu jalan. Dengan panjang longsoran mencapai 20 meter dengan ketinggian 4 meter.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung membenarkan jika jalur perbatasan Bandung-Cianjur Selatan, tepatnya di Desa Naringgul, Kecamatan Naringgul terputus akibat bencana longsor. Informasi yang dihimpun, alat berat sudah diterjunkan menanggulangi masalah tersebut.
"Itu masuk Cianjur, tepatnya di Naringgul. Sekarang juga (informasinya) alat berat dari provinsi sudah ada (diterjunkan). Itu jalur provinsi," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Sudrajat, Ahad (11/11).
Ia menuturkan, akibat bencana longsor yang menutup jalan membuat akses kendaraan yang melintasi jalur tersebut menjadi terhambat. Hingga saat ini, dirinya mengaku tidak mengetahui persis terkait itu sebab masuk di wilayah Kabupaten Cianjur.
"Informasinya siang (bencana longsor terjadi). Persisnya tidak terlalu tahu," ungkapnya.