Rabu 07 Nov 2018 11:13 WIB

RS Polri Terima 185 Kantong Jenazah Korban Jatuhnya Lion Air

Data sampel DNA yang dikumpulkan sebanyak 502 sampel untuk identifikasi jenazah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nur Aini
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah yang berisi puing dan korban pesawat Lion Air JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Petugas mengidentifikasi kantong jenazah yang berisi puing dan korban pesawat Lion Air JT-610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Kepala Tim DVI Polri Kombes Triawan Marsudi memaparkan pihaknya kembali menerima 22 kantong jenazah pada Selasa (6/11) malam dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610. Sehingga, total kantong jenazah korban pesawat Lion Air yang telah diterima RS Polri Kramat Djati berjumlah 185 kantong jenazah.

“Kami dari Tim DVI akan update data, tentang data postmortem, semalam terima lagi 22 kantong, sehingga postmortem yang sudah diterima sebanyak 185 kantong jenazah,” ujar Triawan dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, Rabu (7/11).

Dari data postmortem yang telah diterima pihak RS Polri, tercatat data sampel DNA sebanyak 502 sampel. Dari proses identifikasi sampai Selasa malam kemarin, sudah teridentifikasi 44 jenazah, yang terdiri dari 33 jenazah laki-laki dan 11 jenazah perempuan.

Sementara, pengambilan sampel DNA dari 22 kantong jenazah yang baru tiba semalam masih berproses. Namun tim dokter forensik telah memulai pengambilan sampel DNA jenazah.

”Untuk update data antemortem yang melapor ke kita masih 256 pelapor, dari laporan RS Polri 213 pelapor, dari laporan Biddokes Polda Babel 43 pelapor. Dari total 256 pelapor, sudah terverifikasi sebanyak 189 pelapor,” ujar Triawan.

Pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10). Pesawat membawa 189 orang di dalam penerbangan tersebut. Hingga saat ini, seluruh korban diketahui tewas dalam peristiwa tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement