Rabu 07 Nov 2018 10:43 WIB

Parade Surabaya Juang Jadi Hari Raya Pecinta Sejarah

Parade Surabaya Juang akan dikemas berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Peserta mengikuti Parade Surabaya Juang ketika melintas di jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/11).
Foto: Republika/Prayogi
Peserta mengikuti Parade Surabaya Juang ketika melintas di jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan kembali menggelar Parade Surabaya Juang pada Ahad (11/11). Agenda tahunan yang merupakan bagian dari peringatan Hari Pahlawan, dan sudah memasuki tahun kesepuluh atau satu dekade ini akan dikemas berbeda dari penyelenggaraan tahun sebelumnya.

Pada tahun ini akan mengangkat dan menampilkan tentang pahlawan-pahlawan nasional, bukan hanya pahlawan Surabaya seperti tahun-tahun sebelumnya. “Jadi, kami nanti akan menampilkan beberapa pahlawan dari berbagai daerah di Indonesia. Nanti juga akan ada pembawa foto-foto pahlawan dari berbagai daerah,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Antik Sugiharti di Surabaya, Rabu (7/11).

Selain itu, lanjut Antiek, start parade ini sebelumnya dilakukan di depan Gedung Pemprov, namun pada tahun ini akan digeser lebih ke utara, tepatnya di viaduk atau pintu keluar Tugu Pahlawan. Karena pada parade itu akan menampilkan perang Viaduk. Parade ini akan dibuka dengan tokoh pahlawan M. Yasin yang menyerahkan bendera merah putih kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang selanjutnya diserahkan kepada tim paskibraka.

“Parade ini akan start dari Tugu Pahlawan dan finish di Taman Bungkul. Dalam rute parade ini, ada delapan spot pertunjukan yang bisa dinikmati oleh warga Surabaya. Setiap spot itu menampilkan pertunjukan yang berbeda-beda, mulai dari teatrikal, musik, atau pembacaan puisi,” kata Antiek.

Delapan spot itu adalah di Tugu Pahlawan yang akan menampilkan perang Viaduk, ada pula musik yang memainkan lagu-lagu perjuangan. Selanjutnya di Siola ada teatrikal, dan ada paduan suara. Kemudian disambung di Hotel Majapahit ada pengibaran bendera merah putih yang dilakukan oleh Risma dan Forpimda.

Kemudian berlanjut di depan Gedung Negara Grahadi ada pembacaan pidato Gubernur Suryo. Lalu di monumen Bambu Runcing ada teatrikal dan musik-musik. Setelah itu ada teatrikal dan perang mastrip di monument polisi istimewa, yang kemudian berlanjut di SMA Santa Maria, dan berakhir di Taman Bungkul.

“Dengan adanya delapan spot ini, maka kami berharap warga tidak hanya berkumpul di satu titik saja, tapi juga menyebar di delapan spot itu. Karena nanti ada pertunjukan yang berbeda-beda. Apalagi nanti ada Sosiawan Leak dan Sha Ine Febriyanti yang akan tampil di spot itu,” ujarnya.

Antik memastikan, Parade Surabaya Juang tahun ini akan diikuti oleh 10 ribuan peserta, baik dari jajaran Pemkot Surabaya hingga jajaran kecamatan dan juga peserta dari luar daerah. Parade itu juga menurutnya akan diikuti oleh 350 tim teatrikal, 10 kendaraan militer ANOA, 70 Jeep dari berbagai daerah, dan 20 sepeda motor kuno.

“Kami juga targetkan minimal 10 ribu wisatawan akan hadir ke Surabaya untuk menyaksikan acara tersebut. Beberapa daerah sudah konfirmasi akan hadir dalam acara itu,” kata Antiek.

Ketua Komunitas Surabaya Juang, Herry Lentho menyampaikan, Parade Surabaya Juang ini merupakan hari rayanya pecinta sejarah di seluruh Indonesia. Sebab, di Indonesia hanya Surabaya yang mendapatkan gelar Kota Pahlawan, sehingga pecinta sejarah dari berbagai daerah di Indonesia akan datang ke Surabaya pada saat acara tersebut.

“Jadi, Surabaya akan menjadi tuan rumah untuk menebarkan nilai-nilai kepahlawan di Indonesia ini, karena Surabaya miliknya Indonesia,” ujar Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement