Jumat 02 Nov 2018 22:33 WIB

Lindungi Laut, 89 Negara Anggota Sepakati Deklarasi Bali

Perlu ada aksi global untuk perlindungan laut.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Dwi Murdaningsih
Pencemaran minyak di laut, ilustrasi
Pencemaran minyak di laut, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Sekitar 400 delegasi yang berasal dari sekitar 89 negara anggota Badan Lingkungan PBB (UN Environment) baru saja selesai membahas komitmen perlindungan lingkungan laut dari aktivitas-aktivitas berbasis lahan di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/11). Komitmen dituangkan dalam dokumen Deklarasi Bali melalui acara Intergovernmental Review (IGR) keempat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar yang ditunjuk memimpin sidang IGR-4 mengakui, pertemuan selama dua hari ini berjalan secara dinamis. Terjadi tarik ulur kepentingan di antara setiap negara yang tergabung dalam UN Environment. "Dinamika yang terjadi menunjukkan bahwa isu ini telah menjadi perhatian global," katanya kepada media, Jumat (2/11).

Tapi, Siti memastikan, seluruh negara peserta IGR-4 pada akhirnya menyepakati untuk memperkuat program aksi global untuk perlindungan lingkungan laut dari aktivitas berbasis lahan. Setelah mereview pelaksanaan program aksi di tingkat global, regional, dan nasional selama periode 2012-2017, mereka mendukung dan berkomitmen untuk mendukung GPA periode 2018-2022, serta program kerja bagi kantor koordinator GPA UN Environment (PBB).

Dua isi utama Deklarasi Bali berbicara tentang peningkatan pengarusutamaan pada perlindungan ekosistem laut dan pantai. Khususnya dari ancaman lingkungan yang disebabkan peningkatan zat kimia, air limbah, sampah laut, dan mikroplastik.

Poin berikutnya adalah meningkatkan kapasitas, pemahaman dan berbagi pengetahuan melalui kolaborasi dan kerja sama meliputi pemerintahan, sektor swasta, masyarakat sipil dan ahli. "Baik itu di tingkat regional maupun global dalam perlindungan ekosistem laut dan pantai dari aktivitas berbasis lahan dan sumber-sumber polusi," kata Siti.

Dalam acara lima tahunan ini, Siti menambahkan, perwakilan negara peserta juga mengakui keterlibatan aktif Indonesia dalam penanganan pencemaran laut, dan pengelolaan lahan gambut yang sangat penting artinya bagi lingkungan global.

Sementara itu, Badan Lingkungan PBB (UN Environment) memberikan apresiasi atas peran penting dan komitmen kuat yang ditunjukkan Pemerintah Indonesia, dalam berbagai upaya pengelolaan lingkungan dengan tujuan global.

Menurut Koordinator GPA UN Environment Habib El-Habr, komitmen Indonesia terlihat nyata dari pemerintah Indonesia. "Ini terlihat melalui kerja-kerja yang sudah dilakukan," tuturnya.

Dikatakan Habib, sambutan Menteri Siti Nurbaya saat pembukaan IGR-4 sudah merefleksikan komitmen dan pesan kuat dari Indonesia untuk mengatasi berbagai persoalan-persoalan pencemaran laut secara global. Menurutnya, Indonesia sudah menunjukkan komitmen yang sangat tinggi dalam memerangi polusi di laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement