Jumat 02 Nov 2018 04:57 WIB

PDIP Serahkan Perusakan Kantor di Magelang ke Polisi

Perusakan dilakukan oleh eks jaringan radikal Poso pada Hari Santri Nasional.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto berbicara kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (31/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan menyerahkan kasus perusakan kantor DPC PDI Perjuangan, kantor NU Center, dan bangunan sekolah, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah kepada kepolisian untuk diproses hukum. Perusakan dilakukan oleh seseorang berinisial NA.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan NA, yang diketahui sebagai mantan jaringan radikal Poso, melakukan pelemparan batu ke kaca jendela di kantor Nahdliyin Center, ke dua gereja, ke satu sekolah, serta ke kantor DPC PDI Perjuangan, di Kabupaten Malang, pada Jumat (26/10) serta Sabtu (27/10). "Dengan semangat menjaga persatuan Indonesia, PDI Perjuangan menyerahkan proses hukum kepada aparat penegak hukum," kata Hasto di Jakarta, Kamis (1/11).

Hasto menegaskan, terhadap berbagai upaya memecah belah bangsa, PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya penegakan hukum. Hal ini juga berlaku untuk mereka yang mencoba melakukan aksi provokasi pada saat peringatan Hari Santri.

Menurutnya, penegakan hukum harus dijalankan untuk menindak pihak-pihak yang nyata-nyata mengganggu keutuhan dan ketenteraman bangsa. "Kami menyerahkan kepada aparat penegak hukum untuk diproses hukum secara adil," katanya lagi.

Politikus asal Yogjakarta itu mengingatkan kembali ketika kantor PDI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta diserang oleh sejumlah orang pada 27 Juli 1996. Kala itu, PDIP pun memilih proses hukum.

Menurut Hasto, PDI Perjuangan bersikap bahwa berbagai bentuk provokasi yang dilakukan pada saat peringatan Hari Santri tidak dapat dibenarkan. "Hari Santri ditempatkan satu napas dengan peringatan Hari Pahlawan. Itu adalah penghormatan atas jasa para pahlawan pembela kemerdekaan Indonesia," kata dia.

Hasto juga mengapresiasi langkah cepat pemerintah dan aparat penegak hukum yang mengambil tindakan tegas guna menjamin rasa aman dan ketenteraman masyarakat.

PDI Perjuangan juga mendukung sepenuhnya pernyataan bersama yang dilakukan oleh dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, di Jakarta.

Kedua lembaga itu dinilai terus berjuang menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa berdasarkan Pancasila. Karena itu, Hasto menyatakan, upaya menebar ketakutan dengan merusak kantor NU dan PDI Perjuangan di Magelang tidak akan pernah berhasil.

"PDI Perjuangan selalu setia pada jalan ideologi Pancasila. Sejarah mencatat Muhammadiyah, NU, PNI, dan TNI bahu-membahu menjaga tegaknya Pancasila dan NKRI," ujar Hasto pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement