Kamis 01 Nov 2018 22:05 WIB

Membuka Isolasi di Daerah 3T dengan Palapa Ring

Proyek Palapa Ring akan menghubungkan seluruh kota/kabupaten di Indonesia

Proyek Palapa Ring pemerintah Indonesia.
Foto: kominfo.go.id
Proyek Palapa Ring pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika

Salah satu program yang gencar dilakukan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) adalah pembangunan di daerah 3T, yaitu terdepan, terluar, dan tertinggal. Pembangunan tidak hanya melulu soal infrastruktur, seperti jalan raya, pos lintas bantas, hingga gedung sekolah, melainkan juga sarana telekomunikasi.

Satu dari sekian proyek yang sedang digarap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yaitu merealisasikan Palapa Ring. Program pembangunan infrastruktur telekomunikasi itu berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36 ribu kilometer. Harapannya, ketika proyek infrastruktur jaringan telekomunikasi berkapasitas besar ini selesai, dapat memberikan jaminan layanan internet dan komunikasi berkualitas tinggi, aman, dan murah alias terjangkau semua kalangan.

Proyek Palapa Ring akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada dengan jaringan baru, khususnya di wilayah timur Indonesia yang kondisinya jauh tertinggal. Adapun pelaksana proyek ini dikerjakan sebuah konsorsium, yang anggotanya merupakan penyelenggara telekomunikasi di Tanah Air.

Palapa Ring yang menghubungkan wilayah ujung barat Pulau Sumatra hingga ujung timur Provinsi Papua ini, dibagi dalam tiga paket, yaitu barat, tengah, dan timur. Proyek yang ditargetkan selesai pada 2019, ini akan menjangkau 440 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Rinciannya, proyek ini terdiri tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua), serta satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menuturkan, Palapa Ring paket barat telah beroperasi dengan panjang kabel fiber optik lebih 2.200 kilometer. "Barat sudah beroperasi, (paket) tengah bulan Oktober dan November akan integrasi dan tes. (Paket) Timur awalnya diharapkan akan selesai akhir tahun, tapi sepertinya awal tahun 2019," kata Rudiantara saat pemaparan Kinerja Empat Tahun Jokowi-JK di Jakarta, belum lama ini.

 

Tidak merata

Berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada akhir 2017, lebih 54 persen penduduk Indonesia yang berjumlah 263 jiwa atau sekitar 143,26 juta jiwa sudah menikmati jaringan internet. Dibandingkan tahun 2016, di mana pengguna internet mencapai 132,7 juta jiwa maka terjadi kenaikan sebesar sembilan persen. Pada tahun ini, angka pengguna internet diprediksi bisa menyentuh 160 juta jiwa.

Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono mengungkapkan, penetrasi internet di wilayah perkotaan (urban) sudah mencapai 72,41 persen. Adapun di wilayah semiperkotaan atau kawasan tier kedua (rural urban) mencapai 49,49 persen. "Pertumbuhan tinggi di urban karena infrastrukturnya lengkap sehingga kualitasnya bagus, untuk di rural perlu ditingkatkan," kata Henri.

Meski tumbuh pesat, sebaran pengguna internet Indonesia tidak merata. Kemudahan mendapat akses internet mayoritas disumbang penduduk Pulau Jawa yang menyumbang 57,7 persen. Selanjutnya, diikuti penduduk Sumatra sebanyak 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-Nusa Tenggara 5,63 persen, serta Maluku-Papua 2,49 persen. 

Belajar dari data itu, sangat tepat kalau Kemenkominfo berupaya mengejar penyelesaian proyek Palapa Ring. Pasalnya, ada kesenjangan pengguna internet yang tertumpuk di wilayah barat Indonesia. Sehingga, fokus proyek untuk membangun serat optik di daerah noncommercial merupakan kebijakan berazas keadilan demi pemerataan. Hal itu lantaran selama ini masyarakat di beberapa daerah belum mendapat layanan akses internet secara memadai. 

Dengan adanya jaringan serat optik maka pemerintah dapat menyediakan layanan jaringan yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota tanpa terkecuali. Dampaknya, masyarakat yang tinggal di pelosok desa maupun pulau terluar, dapat menikmati akses internet dengan kecepatan yang sama dengan warga perkotaan. Otomatis pengguna internet akan melonjak.

Kalau sampai Palapa Ring beroperasi, semua orang yang tinggal di 514 kabupaten/kota di Indonesia, bisa saling terhubung dengan internet. Dengan begitu, tidak ada lagi diskriminasi yang tercipta di antara warga perkotaan, //rural//, hingga daerah 3T, lantaran jaringan internet telah menjangkau semua wilayah negeri ini, sehingga muncul rasa keadilan di masyarakat. 

Kondisi itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Natuna, Raja Darmika yang mengatakan, selama ini masyarakat di Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, kesulitan mendapatkan sinyal untuk sekadar telepon. Hal itu sebenarnya bisa 'dimaklumi', lantaran wilayahnya masuk daerah 3T. 

Raja menuturkan, masyarakat kerap harus mencari sinyal dengan pindah ke beberapa titik hingga sampai memanjat pohon agar komunikasi melalui ponsel tidak terputus. "Saya harapkan Palapa Ring bagian barat ini selesai dan digunakan semua operator telekomunikasi di Natuna, sehingga masalah sinyal di pelosok bisa teratasi," ujar Raja. 

Hadirnya Palapa Ring, menurut Raja, juga membuat kawasan tersebut yang selama ini terisolasi bisa mendapatkan sinyal stabil dan akses internet memadai. Meski begitu, ia tetap berharap, semua menara BTS milik perusahaan telekomunikasi bisa terintegrasi dengan jaringan Palapa Ring.

"Di kawasan ini akan dibangun wi-fi publik yang serta merta gratis diberikan. ada juga sinyal sinyal 4G, yang sekarang baru 2G, sehingga nanti bisa video call. Sekarang belum bisa, tunggu saja, sabar, karena ini bertahap," ujar Raja.

Mengacu hal itu, masyarakat dari daerah 3T jika ingin menelurkan inovasi tidak perlu kalah bersaing dengan masyarakat Jakarta, karena sudah sama-sama bisa mengakses internet dengan kecapatan yang sama. Pun kalau mereka ingin berjualan secara daring di market place maka pangsa pasarnya bisa menjangkau semua orang di negeri ini. Orang Jakarta bisa langsung bersaing dengan orang Papua misalnya, ketika ingin berjualan dan menciptakan sebuah produk.

Sudah selayaknya pemerintah menjadikan proyek ini sebagai program unggulan dan misi khusus yang harus direalisasikan, karena bakal memberi manfaat paling besar bagi masyarakat Indonesia. Ketika era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini, jaringan internet menjadi suatu hal yang keberadaannya tak bisa ditawar lagi. Kalau ingin masyarakat bisa lebih kompetitif, ketersediaan broadband berkapasitas besar menjadi sebuah keniscayaan yang dapat memacu masyarakat untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan layanan internet.

Satu yang pasti, ketika Palapa Ring sudah tersambung maka tujuan utama menyatukan Indonesia dapat terwujud. Karena itu, mengingat betapa pentingnya proyek ini bagi kelangsungan dan kemajuan negara Indonesia, sudah menjadi keharusan bagi Pemerintahan Jokowi-JK untuk mengawal Palapa Ring agar dapat selesai tepat waktu. 

Tentu saja yang tak boleh dilupakan, semua itu terjadi berkat sumbangsih dan kinerja Kemenkominfo yang selama ini seolah bekerja tanpa banyak sorotan media. Namun, ternyata di balik bekerja dalam sunyi, pencapaiannya sungguh luar biasa dalam menghadirkan sebuah perubahan di masyarakat untuk menciptakan kemajuan bagi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement