REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Harga beras di pasaran Kota Padang merangkak naik dalam satu bulan terakhir. Di Pasar Raya misalnya, harga beras rata-rata naik Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per gantang dibanding periode Agustus-September 2018.
Sebagai informasi, masyarakat Sumatra Barat lebih akrab dengan satuan 'gantang' dibanding liter atau kg dalam perdagangan beras. Sebagai perbandingan, 1 gantang setara dengan ukuran 1,4-1,5 kg.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Raya, Zainal (62 tahun), mengungkapkan beras premium jenis Solok Sokan ia jual dengan harga Rp 25 ribu per gantang. Padahal satu bulan lalu harga jual beras jenis ini masih bertahan di angka Rp 23 ribu per gantang.
Sementara beras medium Solok dijual dengan harga Rp 23 ribu per gantang, naik dibanding bulan lalu seharga Rp 21 ribu per gantang. Sedangkan beras IR 42 atau yang biasa disebut sebagai 'beras Padang' dijual dengan harga Rp 21 ribu per gantang, naik dari harga normalnya Rp 19 ribu per gantang.
"Sebetulnya kenaikan mulai sebulan dua bulan ini. Bertahap naiknya," jelas Zainal, Rabu (31/10).
Menurutnya, kenaikan harga kali ini lebih disebabkan karena musim hujan yang mulai datang. Panen di sejumlah daerah dilaporkan gagal karena curah hujan yang tinggi. Tak hanya itu, gabah juga sulit untuk dijemur dengan kondisi seperti saat ini.
Kenaikan harga beras ternyata berimbas pada omzet pedagang beras. Zainal mengaku konsumennya semakin sepi seiring kenaikan harga beras. Bila biasanya dalam sehari ia bisa menjual 125 kg beras, saat ini beras yang terjual tak sampai 100 kg dalam sehari.
"Ada kali ya omzet turun separuh. Konsumen sepertinya memilih ngerem beli beras dan memanfaatkan stok yang masih ada di rumah," kata dia.
Senada dengan Zainal, Masril (57 tahun), juga mengaku ada kenaikan harga beras. Beras Solok Sokan misalnya, ia jual dengan harga Rp 24 ribu per gantang dan harga normalnya Rp 22 ribu per gantang. Sementara beras IR 42 dijual dengan harga Rp 22 ribu per gantang, dari harga normalnya Rp 20 ribu per gantang.
Salah satu warga Padang, Wina (25 tahun), mengeluhkan adanya kenaikan harga beras saat ini. Menurutnya, kenaikan harga beras tentunya memberatkan keluarga dengan ekonomi menengah. Bila keluarga ekonomi lemah mendapat beras sejahtera (rastra) dari pemerintah, lanjutnya, keluarga dengan ekonomi menengah ke atas yang sehari-hari masih membeli beras ikut terpukul dengan kenaikan harga beras.
"Ya pastinya memberatkan ibu-ibu rumah tangga," katanya.