Selasa 30 Oct 2018 19:35 WIB

JK: Suramadu Digratiskan untuk Majukan Perekonomian Madura

Wapres menjelaskan alasan pemerintah menggratiskan tol Suramadu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
Jusuf Kalla
Foto: AP/ Olivier Matthys
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menjelaskan alasan pemerintah menggratiskan tarif tol Jembatan Surabaya Madura (Suramadu). JK menegaskan, pemerintah menggratiskan tol Suramadu sebagai upaya untuk memajukan perekonomian Madura.

"Itu untuk memajukan supaya ekonomi Madura lebih hidup," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Selasa (30/10).

Selain itu, pembebasan biaya tol Suramadu juga merupakan upaya pemerintah untuk mempermudah arus logistik dari Surabaya ke Madura maupun sebaliknya. Jusuf Kalla menjelaskan, awalnya pembangunan Jembatan Suramadu bertujuan agar investasi masuk di daerah Madura. Namun, hingga saat ini belum ada industri yang tertarik untuk berinvestasi di Madura.

"Malah di situ ada direncanakan dulu industrial estate di bagian Madura, tapi sampai sekarang belum ada industri yang mau," kata.

Jusuf Kalla mengatakan, Madura dianggap mengalami keterlambatan pembangunan. Oleh karena itu, Madura perlu diberikan insentif supaya ada kemajuan perekonomian di wilayah tersebut.

"Ini salah satu cara untuk memudahkan mobilitas di Madura, ya membebaskan (tarif tol) itu, Madura kan dianggap ada keterlambatan dalam pembangunan sehingga harus dikasih insentif supaya maju," jelasnya.

Jusuf Kalla menjelaskan, apabila investasi dan industri di Madura berkembang maka secara otomatis terjadi kenaikan pajak daerah serta penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, pajak tersebut nantinya dapat digunakan untuk membayar utang pembangunan Jembatan Suramadu yang menelan biaya sekitar Rp 6 triliun.

"Dengan murahnya ongkos logistik antara Madura dan Surabaya itu berarti orang akan mudah, sama saja membikin industri atau usaha di wilayah Surabaya atau Sidoarjo dengan Bangkalan," ujar Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement