Selasa 30 Oct 2018 18:27 WIB

AS Datangkan Teknisi Boeing Bantu Pencarian Lion Air

Tim sejumlah 10 orang rencananya akan datang besok.

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) saat meninjau barang-barang temuan hasil pencarian pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) saat meninjau barang-barang temuan hasil pencarian pesawat Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan banyak tawaran bantuan dari sejumlah negara asing, termasuk Amerika Serikat. Negara lain akan membantu pencarian pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan.

Investigator Kecelakaan Penerbangan KNKT, Ony Soerjo Wibowo dalam konferensi pers di Gedung KNKT Jakarta, Selasa (30/10), mengatakan tim dari Amerika Serikat (AS) yaitu dari National Transportation Safety Bureau (NTSB) direncanakan datang pada Rabu (31/10) bersama teknisi dari Boeing. "Tim Amerika Serikat dari NTSB rencananya akan datang ke Indonesia, mereka akan membawa teknisi Boeing, pabrik pesawat ini, juga pihak-pihak terkait yang akan datang kira-kira hari Rabu," kata Ony.

Boeing merupakan perusahaan yang memproduksi pesawat Boeing 737 MAX 8. Pesawat jenis tersebut dengan nomor registrasi PK-LQP itu dioperasikan oleh Lion Air sebagai penerbangan JT 610 dari Jakarta ke Pangkalpinang pada Senin, 29 Oktober 2018.

Tim evakuasi dari NTSB AS dan perwakilan Boeing berjumlah 10 orang akan membantu proses pencarian pesawat JT 610 yang dilaporkan mengalami hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB atau 13 menit setelah pesawat lepas landas pukul 06.10 WIB.

Selain dari Amerika Serikat, KNKT mendapatkan penawaran bantuan dari negara lain. Seperti JIAAC Argentina, TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) Singapura, AAIB (Air Accident Investigation Bureau) Malaysia, dan Arab Saudi.

Ony menjelaskan setelah KNKT mengirimkan notifikasi atas kecelakaan penerbangan Lion Air, respons dari negara-negara terkait sangat cepat dan langsung ditanggapi. Salah satunya pada bantuan hydrophone dari Singapura untuk mendengarkan suara di air.

"Hydrophone untuk mendengarkan suara di air, yakni underwater located beacon. Inilah yang kita cari dan yang menempel di kotak hitam. Kalau ini kedengaran, kita bisa mendapatkan suara yang paling keras dan berharap di situlah kotak hitam berada," kata dia.

Ony menambahkan bahwa meskipun seluruh negara terkait yang merespons notifikasi dari KNKT boleh datang ke Indonesia, seluruh administrasi dan ketentuan dari Kementerian Luar Negeri tetap harus dipenuhi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement