Ahad 28 Oct 2018 06:31 WIB

Diterjang Hujan Badai, Satu Stasiun LRT Ditutup Sementara

Hujan badai rusak stasiun DJKA LRT Palembang.

Rep: Maspril Aries/ Red: Nur Aini
Kereta Api Ringan atau Light Rapid Transit (LRT) bersiap berangkat dari Depo Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/8).
Foto: Antara/Inasgoc/Septianda Perdana
Kereta Api Ringan atau Light Rapid Transit (LRT) bersiap berangkat dari Depo Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Hujan lebat yang disertai badai dan petir menerpa kota Palembang, Sabtu (27/10), tidak hanya merusak bangunan di komplek Jakabaring  Jakabaring Sport City (JSC). Hujan yang disertai angin kencang tersebut juga merusak salah satu stasiun kereta LRT Sumatera Selatan (Sumsel)

Stasiun LRT Sumsel yang mengalami kerusakan tersebut adalah stasiun DJKA yang merupakan stasiun pertama setelah Depo Jakabaring yang tersambung dengan pusat perbelanjaan OPI Mal. Kerusakan terjadi pada bagian ruang tunggu stasiun di lantai dua. Kerusakan terjadi pada bagian plafon stasiun yang berjatuhan ke lantai.

“Akibat hujan dan angin tersebut sejumlah fasilitas stasiun rusak dan hancur bagian atap dan ruang tunggu keberangkatan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Perhubungan LRT Sumsel Suranto.

Akibat kerusakan tersebut PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator LRT Sumsel akan menutup sementara operasional stasiun DJKA dengan dialihkan ke stasiun terdekat yakni stasiun Jakabaring. Penutupan stasiun DJIKA dilakukan usai kejadian hujan dan badai mulai pukul 15.00 WIB.

“Untuk langkah antisipasi akibat cuaca yang tidak dapat diprediksi dan akan ada perbaikan fasilitas di stasiun DJKA, maka untuk sementara stasiun DJKA ditutup. Untuk naik turun penumpang ke stasiun Jakabaring. Kami mohon maaf untuk ketidaknyamanan ini," kata Manajer Humas PT KAI Divisi Regional III Palembang Aida Suryanti.

Sementara, stasiun DJKA ditutup untuk penumpang, tidak akan mengganggu pelayanan operasional LRT karena masih ada 12 stasiun lainnya yang beroperasi untuk naik turun penumpang kereta LRT pertama di Indonesia tersebut.

Sementara itu, menurut Kepala Proyek LRT PT Waskita Karya Masudi Jauhari, BUMN tersebut sebagai perusahaan yang menangani pembangunan jaringan LRT Sumsel, akan segera memperbaiki kerusakan pada bangunan atap LRT tersebut. “Untuk perbaikan tidak bisa 1 atau 2 hari. Kita butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk perbaikan. Kita akan usahakan perbaikan bisa selesai cepat,” katanya.

Menurut Kepala Stasiun Klimatologi Kota Palembang Nugah Putrantijo, pihaknya mengimbau masyarakat Palembang untuk waspada, menyusul perubahan cuaca yang secara mendadak dengan diiringi angin kencang. “Apabila terlihat awan yang hitam, segera berlindung, karena berpotensi hujan tiba-tiba yang disertai petir dan angin kencang akan terjadi. Pantau terus informasi yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement