Kamis 25 Oct 2018 22:35 WIB

Pemerintah Indonesia Tetap Buka Diri Terima Bantuan Luar

Setelah tanggap darurat usai Indonesia masih membuka diri untuk bantuan rehabilitasi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Sejumlah anggota Tim SAR Korea Selatan berusaha mengevakuasi korban gempa bumi yang tertimbun reruntuhan gedung Restoran Dunia Baru di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/10/2018).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah anggota Tim SAR Korea Selatan berusaha mengevakuasi korban gempa bumi yang tertimbun reruntuhan gedung Restoran Dunia Baru di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (22/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memutuskan tetap membuka diri untuk menerima bantuan dari luar negeri setelah masa tanggap darurat di Sulawesi Tengah berakhir pada Jumat (26/10). Bantuan-bantuan tersebut akan disesuaikan kembali melihat apa saja yang diperlukan di lokasi terdampak bencana di sana.

"Kita masih membuka diri. Tanggap darurat selesai, tapi pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi ini kita membuka diri, bukan meminta-minta, untuk mendapatkan bantuan pada item yang berbeda dengan tanggap darurat," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).

Wiranto menjelaskan, bantuan-bantuan yang diperlukan seperti hunian untuk para pengungsi tau penduduk yang kehilangan tempat tinggalnya. Hunian itu baik berupa hunian sementara (huntara) maupun hunian tetap dan sebagainya.

"Masih terbuka dan kita serahkan nanti kepada Kementerian Luar Negeri untuk bisa melakukan koordinasi dengan negara-negara sahabat," jelasnya.

Hingga Kamis (25/10), bantuan dari luar negeri yang telah diterima pemerintah Indonesia, dari total berat bantuan, tercatat mencapai 1.225.655 kilogram. Untuk bantuan tenda, telah diterima sebanyak 9.818 unit. Di samping itu, ada pula bantuan generator sebanyak 326 unit dan bantuan water treatment sebanyak 836 unit.

"Tentu ini perlu kita bincangkan dengan negara-negara donasi untuk kelangsungan dari perlengkapan-perlengkapan yang dikirimkan ke tempat-tempat bencanya," tutur Wiranto.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, kata dia, saat ini masih banyak barang-barang bantuan yang menumpuk, seperti di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Halim, Jakarta. Ada pula bantuan yang sudah terjalin komitmen namun belum tiba barangnya di Indonesia. Menurutnya, melihat itu, pemerintah Indonesia masih membutuhkan bantuan-bantuan tersebut lebih lanjut.

"Sehingga kita putuskan nanti untuk bisa extend. Pesawat-pesawat bantuan dari sahabat itu bisa diperpanjang lagi untuk beroperasi membantu pesawat-pesawat terbang TNI AU yang dioperasikan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement