Kamis 25 Oct 2018 09:16 WIB

'Masaro' Antarkan Bupati Indramayu Raih Penghargaan ProKlim

Proyek perintis ini bisa menjadi contoh program dengan skala besar dan massif.

Program Manajemen Sampah Zero (Masaro) yang dilaksanakan oleh PT Polytama Propindo mengantarkan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah meraih penghargaan sebagai pembina Program Kampung Iklim (ProKlim) 2018 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Foto: Foto: Istimewa
Program Manajemen Sampah Zero (Masaro) yang dilaksanakan oleh PT Polytama Propindo mengantarkan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah meraih penghargaan sebagai pembina Program Kampung Iklim (ProKlim) 2018 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Manajemen Sampah Zero (Masaro) yang dilaksanakan oleh PT Polytama Propindo mengantarkan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah meraih penghargaan sebagai pembina Program Kampung Iklim (ProKlim) 2018 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Bersama 41 kepala daerah lain se-Nusantara, penghargaan atas program nasional berbasis kegiatan lokal untuk mengatasi dampak perubahan iklim tersebut diberikan kepada Bupati Anna di Auditorium Manggala Wanabhakti Kementrian LHK di Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018 kemarin.

Masaro adalah program yang dikembangkan polytama selaku industri petrokimia penghasil resin polypropylene (bijih plastik), pada dua tahun terakhir dengan menggandeng Laboratorium Teknologi Polimer Membrane ITB (LTPM-ITB). Lewat program yang dibiayai dana Coorporate Social Responsibility (CSR) dan diluncurkan 25 Januari 2017 lalu, Polytama yang pabriknya berlokasi di Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu itu bermitra dengan masyarakat di Desa Tinumpuk, Juntinyuat.

photo
Jalan berhotmix aspal dari limbah plastik saat peresmian program Masaro di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu (Foto: Istimewa)

Di desa binaan itu, perusahaan peraih sertifikat ISO 9001, ISO 14001, ISO 22000 dan ISO 1800 ini menghimpun potensi warga untuk pengelolaan sampah plastik ke dalam produk-produk yang bermanfaat. Bersama kelompok IBU TIN “Berseri” (Ikatan Mantan Buruh Migran Tinumpuk), polytama membangun instalasi pengelolaan sampah bernilai miliaran rupiah untuk mengolah sampah menjadi berbagai macam produk olahan bernilai ekonomis sekaligus ramah lingkungan. 

Oleh IBU TIN, dengan pembinaan teknis mahasiswa ITB, sampah yang diprioritaskan dari desa setempat dipilah sesuai jenisnya seperti sampah plastik (anorganik) dan organik. Sampah dikumpulkan di sebuah tempat yang dibangun secara khusus di Tinumpuk, lalu melalui proses pabrikasi berskala kecil, sampah-sampah tersebut diolah ke dalam berbagai macam produk seperti bahan bakar alternatif, pupuk hingga hotmix untuk pengaspalan jalan.

“Masaro memberi banyak keuntungan. Selain menjaga kesehatan lingkungan dari limbah sampah, sekaligus memberi nilai tambah secara ekonomis kepada masyarakat. Proyek perintis ini bisa menjadi contoh program Masarp dengan skala yang lebih besar dan massif,” tutur Dwinanto Kurniawan, General Manager Human Resources & Coorporate Secretary PT Polytama Propindo, dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Kamis (25/10).

Sukses Masaro oleh polytama diapresiasi Kementrian LHK yang berujung pemberian penghargaan kepada Bupati Anna selaku pembina program tersebut. Penghargaan ProKlim terhadap Bupati Anna juga didorong kesuksesannya membina Bank Sampah yang dilakukan PT Pertamina Hulu Energi (HE) Offshore North West Java (ONWJ) di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur dan pemanfaatan teknologi pertanian ramah lingkungan oleh Kelompok Tani “Buana Mukti” di Kecamatan Sliyeg.

Menteri LHK Siti Nurbaya menyampaikan terima kasih atas kepedulian pelaku industri dan kepala daerah dalam penerapan ProKlim untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca. Lewat penghargaan ini, masyarakat, kepala daerah, dan pelaku bisnis akan makin termotivasi untuk aktif berpartisipasi menjaga kesehatan lingkungan.

“ProKlim ini berbasis aksi lokal. Kita mendorong partisipasi masyarakat di perdesaan untuk sadar pentingnya menjaga kesehatan lingkungan,” tutur menteri.

Pemkab Indramayu mendorong lebih banyak terbentuknya kelompok masyarakat yang peduli perubahan iklim dan kesehatan lingkungan. Lewat program kampung iklim (ProKlim) bupati mendorong pentingnya pengelolaan sampah, penghijauan, penggunaan teknologi tepat guna ramah lingkungan, efisiensi pemakaian air bersih, penggunaan pupuk organik dan ketahanan pangan berbasis lingkungan.

“Sya juga mendorong pelibatan aktif perempuan dalam pelaksanaan program berorientasi kesehatan lingkungan dan pemberian nilai tambah. Ini untuk pemberdayaan perempuan agar bisa berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutur Bupati Anna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement