Senin 22 Oct 2018 22:38 WIB

Ribuan Santri Meriahkan Perayaan Hari Santri di Tasikmalaya

Peringatan Hari Santri Nasional sebagai bukti santri berperan dalam pembangunan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Gita Amanda
Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Lapang Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan yang digelar pada Senin (22/10).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Lapang Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan yang digelar pada Senin (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Jawa Barat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Lapang Dadaha, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan yang digelar pada Senin (22/10) dihadiri Calon Wakil Presiden KH Ma'aruf Amin, dan sejumlah ulama, kiai dan pejabat pemerintah daerah setempat.

Para santri datang secara berbondong-bondong menggunakan kendaraan sambil membawa spanduk dan atribut lainnya untuk berkumpul mengikuti upacara peringatan ke-3 Hari Santri Nasional. Seorang santri dari Pondok Pesantren Manarul Irsyad Kabupaten Tasikmalaya, Muhamad Junjun mengatakan, senang dan bangga bisa memperingati Hari Santri Nasional yang dihadiri banyak santri dari berbagai daerah di Tasikmalaya.

"Saya baru kali ini ikut peringatan Hari Santri, senang sekali bisa ikut," katanya. Ia mengatakan, kegiatan peringatan Hari Santri Nasional sebagai bukti bahwa santri itu ada di Indonesia dan memiliki peran dalam membangun bangsa.

Selama ini, lanjut dia, keberadaan santri belum terlalu diperhatikan oleh pemerintah, namun akhirnya dapat diperhatikan pemerintah dengan ditetapkannya Hari Santri Nasional pada 22 Oktober. "Kalau selama ini belum diperhatikan karena tidak ada peringatan Hari Santri, sekarang pemerintah terlihat mulai memperhatikan," kata Junjun.

Ia berharap, peringatan Hari Santri di Tasikmalaya lebih mempersatukan bangsa dan kebersamaan untuk membangun bangsa Indonesia. Selain itu, Junjun berharap, Indonesia lebih aman, damai, tidak terjadi perpecahan menimpa bangsa Indonesia.

"Kami berharap Indonesia lebih maju, lebih aman, damai, tidak ada lagi yang namanya terpecah belah," katanya.

Selain itu, santri asal pondok pesantren Manarul Irasad Singaparana, Nurul Mustofa (18) pun mengaku, meskipun panas, tetapi Nurul ingin turut serta merayakan hari santri bersama ribuan umat Muslim di berbagai daerah

"Tujuan utama untuk kami hadir adalah untuk memperkuat persatuan santri. Ini merupakan mementum yang baik bagi kami, untuk mengenal dan mengetahui, ternyata betapa besarnya dan kuatnya santri di Indonesia termasuk di Tasikmalaya," kata Nurul.

Ia berharap kebersamaan di dalam memperingati Hari Santri Nasional tak hanya di Hari Santri ke-3 sekarang ini. Tetapi Hari Santri Nasional berikutnya dapat dilaksanakan seperti sekarang, bahkan harus lebih besar lagi dari pada tahun 2018 sekarang ini.

Ketua Panitia Hari Santri Nasional, Marsudi Syuhud mengatakan, acara hari santri diselenggarakan serempak seluruh daerah di Indonesia. "Seluruh santri di Indonesia dari Sabang sampai Merauke semuanya serempak melakukan apel Hari Santri Nasional," katanya.

Untuk di Tasikmalaya, lanjutnya, terdapat sekitar 60 ribu santri yang terlibat. Dari Tasikmalaya terdapat sekitar 25 ribu santri, 10 ribu santri dari Ciamis, tiga ribu dari Garut, dua ribu dari Cilacap Cilacap, tiga ribu dari Pangandaran, dan 15 ribu dari Pagar Nusa se-Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement