Senin 22 Oct 2018 17:36 WIB

Istana Pertanyakan Data 99 Persen Masyarakat Pas-pasan

Pramono menegaskan pemerintah tidak alergi kritik.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Kabinet Pramono Anung
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Sekretaris Kabinet Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pihak Istana Negara mempertanyakan sumber data yang digunakan oleh calon presiden Prabowo Subianto ketika mengkritisi kondisi perekonomian negara. Data apa yang digunakan oleh Prabowo ketika menyebut 99 persen masyarakat merasakan hidup sulit saat ini dan hanya satu persen masyarakat yang dapat menikmati kekayaan Indonesia. 

"Kritik yang disampaikan Pak Prabowo, angka 99 persen itu dari mana, kami nggak tahu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung  di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10). 

Menurut dia, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat diukur melalui tingkat kepuasan publik dan juga masyarakat. Pramono menyebut, survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukan kepuasan publik terhadap masalah ekonomi masih sangat tinggi. 

“Termasuk survei Kompas terakhir, persoalan ekonomi kita, kepuasan publiknya masih sangat tinggi. Akan tetapi, yang jelas bahwa berapa persen orang kaya dan miskin, memang ada angkanya," ujarnya. 

Kendati demikian, ia menegaskan, angka kemiskinan saat ini juga telah menurun menjadi 9,82 persen. Artinya, tambah dia, pemerintah telah bekerja dengan benar. 

Pramono menyampaikan pemerintah juga siap menerima kritikan dari berbagai pihak di luar pemerintahan. Menurutnya, pemerintah selama ini tak alergi terhadap kritikan yang disampaikan. 

Karena itu, pemerintah juga memberikan ruang bagi oposisi untuk menyampaikan kritikannya tersebut. Bahkan, lanjut dia, kritik dari berbagai survei juga menjadi referensi pemerintah untuk berbenah diri. 

"Karena ini negara demokrasi, memberi ruang sepenuhnya kepada oposisi untuk mengkritik, dan kritik itu bagi kami pemerintah adalah obat kuat. Kami juga sama sekali tidak alergi atau menafikan. Pemerintahan siapapun perlu dikritik," kata dia. 

Sebelumnya, saat acara Deklarasi Emak-emak Binangkit oleh relawan Prabowo-Sandi di Denpasar, Bali, Prabowo menyampaikan kondisi ekonomi saat ini yang masih perlu dibenahi. Ia menyebut hanya segelintir orang saja yang dapat menikmati kekayaan negara sedangkan mayoritas masyarakat lainnya hidup di tengah kesulitan. 

"Kita melihat sekarang adalah keadaan yang saya sebut keadaan paradoks. Keadaan yang janggal setelah 73 tahun merdeka, yang kaya semakin sedikit. Dan, segelintir orang saja dan ini bukan saya karang, ini adalah data fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional," kata Prabowo di Pendopo Inna Heritage Hotel Denpasar, Bali, dalam keterangan resminya, Jumat (19/10). 

"Bahwa yang menikmati kekayaan di Indonesia adalah kurang dari satu persen bangsa Indonesia. Dan, yang 99 persen mengalami hidup pas-pasan, bahkan bisa dikatakan sangat sulit," lanjutnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement