REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI merilis bahwa mutu pendidikan di Nusa Tenggara Timur (NTT) ada di peringkat tiga terbawah setelah Papua dan Papua Barat. Prioritas kebijakan dan program untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia Timur ini, diantaranya diinisiasi pemerintah dengan memperkuat swadaya lokal – mulai dari partisipasi aktif pihak sekolah, masyarakat hingga lembaga nirlaba yang memiliki salah satu fokus program di bidang pendidikan. ''Kondisi mutu dan fasilitas pendidikan di pedalaman yang masih termasuk tiga terbawah inilah yang menjadikan Insan Bumi Mandiri (IBM) juga turut berkomitmen untuk membangun pendidikan di NTT khususnya,'' tutur Direktur IBM Ridwan Hilmi dalam siaran pers yangh diterima Republika, Senin (22/10).
Ridwan mengungkapkan, IBM telah menyelenggarakan hingga 213 program, yang tersebar di 11 provinsi, 29 Kabupaten/Kota, 77 Kecamatan dan 146 Desa/Kelurahan. ''Fokus utama penyelenggaraan program adalah di kawasan Indonesia Timur, khususnya di NTT yang menjadi prioritas utama kami sejak IBM berdiri tahun 2016 lalu. Hampir 60 persen dari seluruh program IBM, kami konsentrasikan di NTT. Termasuk diantaranya program pendidikan yang kami beri tajuk Beasiswa Laskar Matahari, dan mulai kami galakkan sejak bulan Oktober 2018 ini. Harapannya kami bisa mendorong lebih banyak anak usia sekolah di NTT untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” ungkap Ridwan.
Beasiswa Laskar Matahari adalah program yang diinisiasi IBM berupa bantuan bea penunjang kebutuhan sekolah hingga pendampingan untuk orang tua siswa, bagi anak-anak usia sekolah di wilayah Indonesia Timur. Target penerima manfaat program ini adalah anak-anak yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. ''Bagi para donatur dan masyarakat yang ingin membantu anak-anak NTT bersekolah lebih tinggi, bisa berdonasi melalui Beasiswa Laskar Matahari mulai dari Rp500.000,- per bulan atau juga skema patungan untuk membantu semakin banyak anak. Pendampingan yang dimaksud dalam program ini, termasuk memberikan dukungan bagi orang tua siswa untuk meningkatkan penghasilan keluarga mereka. Semua didasarkan pada potensi lokal yang ada di lapangan,'' jelas Ridwan.
Ridwan memaparkan bahwa penamaan Laskar Matahari ini didasarkan pada kondisi wilayah dan pulau-pulau di pedalaman yang biasanya sangat akrab dengan terik sinar matahari yang menyengat dalam keseharian mereka. ''Jika kita amati, di tengah keterbatasan kondisi alam, ekonomi orang tua, hingga fasilitas sekolah mereka – anak-anak di NTT sangat semangat untuk bersekolah dan melanjutkan pendidikan mereka. Semangat dan keinginan besar mereka untuk belajar bisa dilihat dari ekspresi dan sorot mata mereka yang senantiasa bersemangat,'' paparnya.