Ahad 21 Oct 2018 19:53 WIB

TNI Masih Cari Mata Air Hingga Kedalaman 100 Meter di Palu

TNI juga masih membangun MCK untuk pengungsi perempuan dan pria

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) bersama warga bahu-membahu bergotong royong memperbaiki jalan sepanjang 200 meter di RT01/09, Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.
Foto: dok. TMMD Kodim Depok
TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) bersama warga bahu-membahu bergotong royong memperbaiki jalan sepanjang 200 meter di RT01/09, Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih melakukan berbagai perbantuan setelah hampir sebulan Palu, Sulawesi Tengah diguncang gempa-tsunami. Bantuan tersebut misalnya dalam hal pencarian mata air dan pembangunan toilet. 

Sebanyak 14 prajurit Yonzipur17/AD yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Penanggulangan Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Kota Palu, Sigi dan Donggala, melakukan pencarian titik mata air bersih di tempat pengungsian Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (21/10).

Baca Juga

Saat melaksanakan pengeboran pencarian mata air, pemimpin tim, Lettu Czi M Devi Yunus menyampaikan, prajurit  menggunakan alat Geo Listrik untuk mendeteksi seberapa dalam titik air yang dicari. Setelah menemukan titik mata air yang di cari selanjutnya digunakan alat berat Water Drilling untuk melakukan pengeboran sampai ke titik yang sudah terdeteksi oleh Geo Listrik sampai kedalaman kurang lebih 100 meter dibawah permukaan tanah.

Devi Yunus menuturkan, pengeboran yang dilakukan oleh Yonzipur 17/AD ini memerlukan waktu yang cukup lama. Pasalnya, pada titik yang sudah ditemukan justru merupakan tanah yang bercampur bebatuan, sehingga memerlukan waktu untuk menghancurkan bebatuan tersebut.

“Kendala yang kita hadapi di Petobo ini adalah titik air yang sudah kita temukan merupakan tanah bebatuan, sedangkan kita membutuhkan banyak air bersih untuk sirkulasi mesin Water Drilling supaya tidak terjadi penyumbatan pada selang air,” ujar Devi dalam keterangan tertulisnya, Ahad. 

Lebih lanjut, Devi Yunus berharap kepada masyarakat yang berdomisili di tenda-tenda pengungsian sementara, agar bisa menjaga dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Mengingat di daerah Petobo ini sangat sulit sekali untuk mencari air bersih,” tuturnya.

Di samping itu, sebanyak 13 prajurit TNI dari Batalyon Zeni Tempur 17/AD Kodam VI/Mulawarman yang dipimpin oleh Letda Czi Ahmad Nuradin yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) mendirikan 15 sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di pengungsian korban bencana likuifaksi di Kecamatan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak Sabtu (20/10).

Ahmad Nuradin menyampaikan, pembangunan 15 MCK ini didirikan di tiga titik blok pengungsian, di mana setiap titiknya ada enam MCK untuk pengungsi pria dan sembilan MCK untuk pengungsi wanita. “Dalam pembangunan MCK ini Yonzipur 17/AD Balikpapan menurunkan dua alat berat, yaitu satuunit Exavator dan satu unit Dozer,” ujarnya.

Pembangunan MCK ini, kata Ahmad juga dibantu Sahabat Peduli Indonesia (SPI) dalam penyediaan material. Ahmad Nuradin menuturkan, pembuatan sarana MCK selain membantu masyarakat yang terkena musibah, juga untuk menjaga kesehatan dan kebersiahan lingkungan pengungsian. 

“Kita berharap kepada masyarakat disini agar bisa memanfaatkan dan merawat dengan baik sarana MCK yang sudah dibangun oleh TNI dan Sahabat Peduli Indonesia,” kata dia.

Perwakilan Sahabat Peduli Indonesia Tri Clay menyampaikan, fokus mereka adalaj pengadaan air bersih, toilet uang nantjnuananti juga akan beralih ke pembuatan sekolah darurat. “Sejak tanggal 11 s.d 20 Oktober 2018, kami bersama TNI sudah membangun 58 toilet dan MCK di 6 titik pengungsian,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement