Ahad 21 Oct 2018 14:53 WIB

BMKG Klarifikasi Ramalan Gempa Surabaya-Madura

Potensi gempa juga sebagian di wilayah Indonesia karena berada dalan zoam cincin api.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: RepublikaTV/Fakhtar Khairon Lubis
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) angkat bicara mengenai maraknya kabar potensi gempa di Surabaya-Madura. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi gempa bukan hanya ada di wilayah Surabaya dan Madura Jawa Timur, melainkan juga di sebagian besar wilayah Indonesia.

Ia menjelaskan, bukan tanpa alasan Indonesia memiliki banyak sumber gempa. Pasalnya, Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif. “Cincin Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda dan menjadi zona sabuk gempa paling aktif di dunia. Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti Jepang, Taiwan, dan Selandia Baru juga masuk dalam cincin api pasifik tersebut,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (21/10).

Baca Juga

Karena itu, lanjut Dwikorita, daripada meributkan ramalan dan prediksi gempa, masyarakat bersama pemerintah dan stakeholder, diimbau proaktif mempersiapkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Ia menambahkan, mitigasi bencana yang dapat dilakukan antara lain mengedukasi masyarakat tentang cara penyiapan perlindungan dan keselamatan sebelum, saat dan setelah gempa bumi.

Ia menjelaskan, mitigasi dapat dilakukan dengan membangun bangunan dan infrastruktur yang sesuai persyaratan bangunan tahan gempa. Juga menetapkan tata ruang wilayah berbasis peta rawan bencana, menyiapkan jalur evakuasi, dan membangun shelter untuk evakuasi vertikal dari ancaman tsunami di daerah pantai. Hal itu, kata dia, lebih baik dilakukan daripada menyebarkan ramalan yang tak bertanggung jawab.

Menurut dia, masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Ia mengimbau masyrakat agar tak terpengaruh oleh isu-isu yang dihembuskan oleh pihak yang ingin membuat kegaduhan dan kecemasan. “Jangan lupa senantiasa berdoa dan memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah. Hingga saat ini belum ada satupun negara dan tekhnologi yang mampu meramalkan dan memprediksi gempa bumi,” tuturnya.

Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly mengatakan, berdasarkan "Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia 2017", secara geologis dan tektonik wilayah Kota Surabaya dan Madura berada pada jalur zona sesar aktif. Wilayah Surabaya berada pada jalur zona Sesar Kendeng dan Madura berada pada jalur zona Sesar Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala (RMKS).

Berdasarkan catatan sejarah kegempaan, Sadly menjelaskan, jalur Sesar Kendeng pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Mojokerto (1836 dan 1837), Madiun (1862 dan 1915) dan Surabaya (1867). Sedangkan Sesar RMKS juga pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Rembang-Tuban (1836), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Sumenep (13 Juni 2018 dan 11 Oktober 2018 ).

“Saya berharap masyarakat tetap tenang namun waspada. Pemerintah melalui BMKG terus memantau gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia selama 24 jam penuh setiap harinya,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement