Ahad 21 Oct 2018 07:18 WIB

Mengenal Pauh, Aliran Termuda Silek Minangkabau

Telapak kaki jangan menapak, tetapi harus jinjit.

Para pemuda sedang latihan Silek Pauh.
Foto:
Para pemuda sedang latihan Silek Pauh

REPUBLIKA.CO.ID, Pascaperang kemerdekaan, Silek Pauh terus berkembang dan ilmu silat ini terus diwariskan dari generasi ke generasi. Di Pauh, ada beberapa suku yang dipimpin oleh seorang penghulu. Setiap suku memiliki wilayah teritorial yang memiliki tapian atau lembaga pendidikan.

Di tapian ini ada sasaran atau perguruan silat yang dibipimpin oleh dubalang. Dialah yang mengajarkan anak-kemenakan di sukunya Silek Pauh ini. Setiap sasaran rata-rata memiliki 50-60 orang murid. Di seluruh wilayah Pauh memiliki 14 suku. Ini berarti ada 14 tapian yang memiliki sasaran.

Saat ini, wilayah teritorial Pauh  merupakan gabungan dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pauh V, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Kuranji. Semuanya tergabung di  dalam wilayah Kota Padang.

Silek Pauh juga diajarkan di sekolah-sekolah. Bahkan, karena pengembangan Silek Pauh ini terbilang bagus, maka ada 100 guru Silek Pauh yang mendapatkan tunjangan dari Pemerintah Kota Padang. Ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah daerah terhadap pelestarian Silek Pauh.

Para pegiat silat aliran silek Pauh di Kota Padang mengembangkan silat bukan hanya sekadar beladiri. Tetapi, mengembangkan arah pariwisata. Di mana, mereka mengadakan pelatihan singkat kepada wisatawan untuk belajar silat dengan berbasis wisata. Menurut Ketua Kampung Wisata Budaya Pauh Hendri Yusuf, orang luar Pauh bisa belajar silek Pauh dengan mengambil paket-paket yang ditawarkan.

Di antaranya, paket belajar tiga hari, satu pekan, hingga satu bulan. Selama proses pelatihan itu, para wisatawan bisa menginap di home stay yang ada di sekitar Nagari Limau Manih, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

“Pesertanya ada dari dalam dan luar negeri. Di antaranya dari Spanyol, Belanda, Brasil, Malaysia, Polandia, Jepang, hingga Vietnam,” kata Hendri.

Selain para wisatawan asing itu, pesertanya ada juga dari dari mahasiswa pertukaran pelajar yang ada di sejumlah kampus di Kota Padang. Selama belajar itu, selain diajarkan teknik-teknik dasar silek Pauh, mereka juga berwisata. Karena, mereka diajak belajar silek di sawah, ladang, air terjun, hingga aliran sungai.

“Di sinilah letak rekreasinya,” kata Hendri.

Menurut Hendri, pengembangan wisata minat khusus ini sudah dilakukan selama empat tahun terakhir. Hal tersebut sudah tentu mendatangkan pemasukkan bagi para pesilat dan warga yang menyediakan home stay.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement