REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat, optimistis pembangunan kolam retensi Sinaraga dapat selesai tepat waktu. Kolam ini diharapkan bisa menampung kelebihan debit air dari Sungai Citepus saat musim hujan tiba.
"Saya meninjau progres pembangunan kolam ini sudah mencapai 65 persen. Jadi di akhir November nanti akan selesai," ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Bandung, Sabtu (20/10).
Yana mengatakan, pembangunan kolam retensi Sinaraga terus dipantau demi menuntaskan persoalan banjir terutama di wilayah Pasteur hingga Pagarsih. Ketika hujan besar melanda kawasan Bandung terutama di utara, Sungai Citepus tidak bisa menampung kelebihan air. Akibatnya, kawasan Pasteur dan Pagarsih yang dilintasi Sungai Citepus dikepung banjir.
Selain pembangunan kolam retensi, Pemkot juga terus melakukan pengerukan sungai-sungai untuk mengangkat sedimentasi dari sampah maupun lumpur. Hal ini bertujuan agar sungai dapat menampung debit air yang tinggi saat musim penghujan tiba.
Namun, kata Yana, usaha pemkot akan sia-sia apabila tidak diimbangi perilaku masyarakat. Mereka diimbau ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan terutama tidak membuang sampah ke sungai.
"Kita berharap, warga juga ikut berpartisipasi untuk mengantisipasi banjir dengan cara tidak membuang sampah sembarangan serta menjaga lingkungan," kata dia.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Arif Prasetya mengatakan kolam retensi tersebut memiliki luas 6.491,52 meter persegi dan mampu menampung air sebanyak 19.473 meter kubik. Keberadaan kolam retensi akan membawa banyak manfaat, tidak hanya bagi warga di sekitar aliran Sungai Citepus, tapi juga warga lain untuk sarana olahgara hingga wisata.
"Pada saat air banyak kita bisa tampung, dan pada saat air itu kita keluarkan sampai habis bisa untuk olahraga. Kita bikin tempat futsal, voli dan lain-lain," katanya.
Bahkan dengan sistem buka tutup seperti pintu air pada umumnya, kolam retensi bisa dimanfaatkan warga untuk aktivitas memancing. "Kalau airnya sedikit, bisa juga buat mancing. Jadi multifungsi tidak hanya sebagai kolam retensi menampung air saja," ucapnya.
Dalam pengelolaannya kolam retensi akan menampung air yang mengalir dari utara terutama saat terjadi hujan besar. Jika kolam sudah penuh maka pintu air akan ditutup dan baru dibuka setelah debit air mengecil dan hujan sudah selesai.
"Diharapkan kita bisa mengendalikan air sehingga tidak merugikan masyarakat," katanya.
Baca juga, Atasi Banjir, Pemkot Palembang Bangun Enam Rumah Pompa